Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Makanan yang Digoreng Disebut Tidak Sehat?

Kompas.com - 05/03/2023, 19:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Banyak dari kita yang sangat menyukai gorengan. Makanan yang digoreng memiliki tekstur yang lebih renyah dan garing sehingga menambah kenikmatan saat disantap. 

Baca juga: Jangan Khawatir Minyak Goreng Langka, Ketahui 3 Alasan Menggoreng Makanan Tak Baik untuk Kesehatan

Namun, terlalu sering makan makanan yang digoreng tidak baik untuk kesehatan. Selain berisiko menambah berat badan, gorengan juga bisa meningkatkan risiko penyakit tertentu.

Kenapa makanan yang digoreng tidak sehat?

Dilansir dari Healthline, berikut adalah beberapa alasan kenapa makanan yang digoreng tidak sehat.

1. Tinggi kalori

Dibandingkan dengan metode memasak lainnya, menggoreng menghasilkan banyak kalori.

Baca juga: Dampak Terlalu Banyak Makan Gorengan terhadap Kesehatan Jantung

Makanan yang digoreng biasanya dilapisi adonan atau tepung sebelum digoreng. Selanjutnya, ketika makanan digoreng dengan minyak, air akan hilang dan lemak pun diserap sehingga meningkatkan kandungan kalori.

Secara umum, makanan yang digoreng lebih tinggi lemak dan kalori daripada makanan yang tidak digoreng.

Misalnya, satu kentang panggang (100 gram) mengandung 93 kalori dan 0,13 gram lemak, sedangkan kentang goreng dalam jumlah yang sama (100 gram) mengandung 312 kalori dan 15 gram lemak.

Contoh lain, 100 gram filet ikan kod panggang mengandung 105 kalori dan 1 gram lemak, sedangkan ikan goreng dalam jumlah yang sama mengandung 200 kalori dan 10 gram lemak.

2. Tinggi lemak trans

Makanan yang digoreng biasanya tinggi lemak trans, yang terbentuk ketika lemak tak jenuh mengalami proses yang disebut hidrogenasi.

Baca juga: Berapa Jumlah Kalori dalam Sepiring Nasi Goreng? Sains Jelaskan

Produsen makanan sering menghidrogenasi lemak menggunakan tekanan tinggi dan gas hidrogen untuk meningkatkan usia simpan dan stabilitasnya, tetapi hidrogenasi juga terjadi saat minyak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi selama memasak.

Proses tersebut mengubah struktur kimia lemak, membuatnya sulit untuk dipecah oleh tubuh, yang pada akhirnya dapat menyebabkan efek kesehatan yang negatif.

Faktanya, lemak trans dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan obesitas.

Karena gorengan dimasak dalam minyak pada suhu yang sangat tinggi, kemungkinan besar mengandung lemak trans.

Terlebih lagi, gorengan sering kali dimasak dengan minyak sayur, yang mungkin mengandung lemak trans sebelum dipanaskan.

Baca juga: Studi: Gorengan Tingkatkan Risiko Kematian Dini

Satu studi tentang minyak kedelai dan kanola menemukan bahwa 0,6–4,2 persen kandungan asam lemaknya adalah lemak trans.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com