Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burung Pengicau Berwarna Mencolok Berisiko Punah Lebih Cepat

Kompas.com - 30/09/2022, 18:30 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah penelitian baru mengungkapkan, burung pengicau berwarna cerah dan unik beresiko lebih cepat punah.

Hal tersebut menurut peneliti terjadi lantaran burung dengan warna mencolok banyak diminati oleh orang-orang, sehingga berpotensi untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan.

Studi yang dipublikasikan di Current Biology ini juga memperkirakan, hampir 500 spesies burung yang hidup di daerah tropis lah yang harus menanggung risiko tersebut.

Baca juga: Jumlah Burung yang Lakukan Migrasi Menurun, Apa Sebabnya?

"Nilai estetika adalah bagian penting dari bagaimana orang menghargai alam. Namun ada potensi konflik manakala ada beberapa orang termotivasi memiliki spesies tertentu, yang coba dilindungi," kata Rebecca Senior dari Durham University Inggris.

Mengutip Phys, Jumat (30/9/2022) dalam hal ini adalah burung pengicau sangat dicari, karena nyanyiannya yang indah.

Burung pengicau juga biasanya memiliki warna mencolok, sehingga membuat seseorang makin menginginkannya dan membuat mereka makin banyak diperdagangkan.

Dalam studi baru ini, peneliti mengeksplorasi peran nilai estetika dalam konservasi keanekaragaman hayati.

Mereka menggunakan metrik warna baru untuk mengevaluasi estetika kelompok burung di seluruh dunia dan pohon kehidupan burung.

Analisis peneliti menunjukkan, bahwa daerah tropis adalah pusat warna burung hingga 91 persen. Selain itu juga menjadi 65 persen kumpulan burung pengicau paling beragam dan unik di dunia.

"Keragaman warna di daerah tropis sangat luar biasa," papar Senior.

Hasil studi kemudian mengungkap 30 persen perdagangan hewan peliharaan, menargetkan kelompok burung yang terkait dengan warnanya yang unik.

Peneliti juga mengidentifikasi hampir 500 spesies burung yang mungkin diperdagangkan di masa depan berdasarkan warnanya yang menarik.

Sementara orang-orang menganggap warna biru, jingga, dan kuning cemerlang menjadi warna paling berbahaya bagi burung, peneliti dibuat terkejut karena kenyataannya warna putih juga merupakan warna unik burung yang banyak dicari. Salah satunya adalah jalak Bali yang terancam punah.

Baca juga: Dikenal sebagai Burung Setia, Albatros Ternyata Bisa Cerai

Temuan secara keseluruhan menyoroti, bahwa fitur warna membuat orang bersedia melakukan perjalanan keliling dunia hanya untuk melihat burung tersebut, namun sekaligus menempatkannya pada risiko perdagangan hewan peliharaan.

Temuan ini pun memiliki implikasi penting untuk konservasi.

"Memahami apa yang memotivasi perdagangan sangat penting untuk mengidentifikasi spesies berisiko, yang berpotensi membutuhkan perlindungan lebih proaktif," papar Senior.

Ia juga menjelaskan, perdagangan memiliki kapasitas untuk diatur dan dikelola secara berkelanjutan dengan pemahaman yang lebih baik.

Ke depannya, peneliti berharap untuk menguraikan lebih banyak faktor yang berperan dalam pola perdagangan burung.

Peneliti juga ingin mengeksplorasi peran warna dalam perdagangan kelompok hewan dan tumbuhan lain.

Baca juga: Bagaimana Evolusi Penguin Mengubah Burung Ini Jadi Perenang Handal?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com