KOMPAS.com - Beberapa keutamaan di bulan Ramadhan di antaranya yakni malam Nuzulul Quran dan malam Lailatul Qadar.
Adapun Nuzulul Quran sendiri adalah peristiwa turunnya Al Quran.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Surakarta, Dr Syamsul Bakri mengatakan, Nuzulul Quran adalah peristiwa awal turunnya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap, diperingati pada malam 17 Ramadhan.
Pada tanggal tersebut, terjadi peristiwa turunnya ayat pertama Al Quran, yakni surat Al-Alaq ayat 1-5, yang terjadi pada 17 Ramadhan melalui perantara malaikat Jibril.
Baca juga: Waktu Puasa Dimulai dari Imsak atau Azan Subuh? Ini Penjelasannya
Sementara Lailatul Qadar merupakan turunnya Al Quran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia).
Pada malam lailatul qadar disebutkan memiliki kebaikan setara dengan seribu bulan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Qadr ayat 1-5.
Meskipun malam lailatul qadar ini tidak diketahui kapan datangnya, namun umat Islam diminta untuk mencarinya di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Hal ini seperti sabda Rasulullah: "Carilah malam lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan." (HR. Imam Bukhari).
Umat Muslim dianjurkan untuk mengisi dengan amalan-amalan di kedua malam tersebut.
Baca juga: Batalkah Puasa Seseorang jika Ada Sisa Makanan di Sela Gigi yang Tertelan?
Lantas, apa saja amalan yang dapat dilakukan?
1. Shalat malam
Shalat malam merupakan shalat sunnah yang dilakukan antara Isya dan Subuh, di antaranya adalah shalat tarawih, shalat witir, dan shalat tahajud.
Bahkan, Rasulullah menyebut shalat malam merupakan shalat yang paling utama setelah shalat lima waktu (maktubah), seperti dalam sabdanya:
"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam." (HR Muslim).
Baca juga: Bolehkah Mencium Istri Ketika Sedang Berpuasa?
2. Iktikaf
Dalam menyambut malam lailatul qadar, umat Muslim dapat melakukan Iktikaf.
Adapun Iktikaf sendiri adalah berdiam diri di masjid dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Namun, Iktikaf merupakan bukanlah sesuatu yang diwajibakn, melainkan sunnah atau boleh tidak dilakukan.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:
"Sungguh saya beri'tikaf di di sepuluh hari awal Ramadhan untuk mencari malam kemuliaan, kemudian saya beri'tikaf di sepuluh hari pertengahan Ramadhan, kemudian Jibril mendatangiku dan memberitakan bahwa malam kemuliaan terdapat di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Barangsiapa yang ingin beri’tikaf, hendaklah dia beri'tikaf (untuk mencari malam tersebut)."
Baca juga: Puasa di Negara Tanpa Matahari Terbenam, Bagaimana Caranya?