Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Tanaman Hias Indonesia Berpotensi Makin Eksis di Pasar Global

Kompas.com - 17/10/2022, 17:18 WIB
Nabilla Ramadhian,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan, belakangan ini perkembangan industri tanaman hias cukup menggairahkan, baik di pasar domestik maupun global.

Meski demikian, berdasarkan keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin (17/10/2022), Teten mengatakan perlu waktu dan dukungan dari berbagai pihak dalam membangun ekosistem sehingga ke depannya pengusaha Indonesia bisa meningkatkan daya saingnya.

Baca juga: Pandemi, Ekspor Tanaman Hias Indonesia Meningkat

Tanaman hias paling banyak membuka peluang bagi usaha keluarga maupun perorangan dan butuh agregatornya, misalnya, untuk mendorong masuk ke negeri maupun ke luar negeri,” ucapnya ketika berkunjung ke Floriculture Indonesia International (FLOII) Convex 2022, Sabtu (15/10/2022).

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, ekspor tanaman florikultura mengalami peningkatan cukup signifikan pada 2020-2022. Pada Januari-Juli 2020, jumlah ekspor mencapai angka 2,980 juta kilogram (kg).

Pada periode 2021, jumlah ekspornya naik menjadi 3,414 juta kilogram. Lalu, pada 2022 dalam periode bulan yang sama, jumlah ekspor mengalami peningkatan menjadi 4,468 juta kilogram.

Selama Januari-Juli 2022, nilai ekspor tanaman hias asal Indonesia sudah mencapai Rp 1,3 triliun. Beberapa negara tujuan utama ekspor tanaman hias Nusantara adalah Amerika Serikat, Eropa, Uni Emirat Arab, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Baca juga: Perizinan Jadi Penghambat untuk Ekspor Tanaman Hias?

Keanekaragaman hayati yang perlu dioptimalkan

Ilustrasi tanaman hias Monstera dan Calathea orbifolia di dalam ruangan. SHUTTERSTOCK/IGOR STROMYK Ilustrasi tanaman hias Monstera dan Calathea orbifolia di dalam ruangan.

Indonesia adalah negara megabiodiversitas yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk florikultura atau tanaman hias.

Menilik potensinya yang besar, keanekaragaman hayati perlu lebih dioptimalkan guna menyejahterakan masyarakat dan sisi konservasinya.

Hal ini diungkapkan sejumlah narasumber dalam konferensi “Keberlanjutan Keanekaragaman Hayati Indonesia dalam Usaha Tanaman Hias” di Hall A Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Minat Terhadap Tanaman Hias Asli Indonesia Masih Kurang, Mengapa?

Salah satu konferensi ini merupakan salah satu rangkaian acara FLOII Convex 2022. Konferensi ini turut dihadiri Koordinator Pendaftaran Varietas Tanaman—Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, M Lutfhul Hakim.

Lalu Analisis Kebijakan Ahli Muda Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Inge Yangesa, dan Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional, Puji Lestari.

Kemudian penggiat tanaman hias sekaligus pendiri Han Garden, Handry Chuhairy, dan praktisi tissue culture dan pendiri Esha Flora, Edhi Sandra. 

Baca juga: 8 Cara Mendekorasi Rumah Kontrakan dengan Tanaman Hias

Nilai ekspor tanaman hias Indonesia masih tertinggal jauh

Ilustrasi tanaman hias dalam ruanganShutterstock/Netrun78 Ilustrasi tanaman hias dalam ruangan
Puji mengungkapkan, volume dan nilai ekspor tanaman hias Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Bahkan, Indonesia hanya berkontribusi sebesar 0,8 persen dari total nilai perdagangan tanaman hias di pasar global.

Menurut Puji, ada sejumlah tantangan yang perlu dijawab guna meningkatkan perdagangan florikultura dari Indonesia, di antaranya mencakup kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sektor tanaman hias yang masih minim, tidak adanya vokasi di sektor tersebut, serta kurangnya investasi benih dan permodalan pengusahan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com