JAKARTA, KOMPAS.com - Anjing memiliki kumis berupa bulu kaku dan kasar yang menonjol di area sekitar hidung serta dagu.
Kumis anjing akan semakin terlihat, terutama ketika anjing mengekspresikan emosi atau menyampaikan keinginannya kepada pemiliknya, seperti meminta makanan.
Baca juga: 5 Ras Anak Anjing Termahal di Dunia, Tertarik Memeliharanya?
Kumis anjing bukan sekadar hiasan. Ini adalah bagian dari sistem sensorik penting yang membantu anjing menavigasi lingkungannya serta memiliki sejumlah fungsi.
Dilansir dari The Spruce Pets, Rabu (1/4/2024), berikut sejumlah penjelasan kumis anjing.
Strukturnya berbeda dengan bulu yang membentuk bulu anjing baik dalam penampilan, ketebalan, dan kekakuannya. Selain itu, hubungannya dengan tubuh dan otak anjing Anda.
Kumis anjing tidak hanya terdapat di wajah anjing, tapi juga di sekitar hidung, bawah dagu, dan pipi.
Karena anjing menggunakan wajah dan hidungnya untuk mengumpulkan segala macam informasi tentang dunianya, masuk akal jika kumis tumbuh di area ini untuk memberikan masukan sensorik tambahan.
Meski bulu anjing dirancang untuk melindungi kulit dan mengatur suhu tubuh, kumis dirancang secara unik untuk menangkap sentuhan sekecil apa pun serta mengirimkan sensasi tersebut ke otak anjing.
Bulu taktil khusus ini sangat sensitif sehingga anjing dapat merasakan sedikit perubahan pergerakan udara di sekitar kepala anjing dan membantu anjing memperkirakan ukuran, bentuk, serta jarak ke objek di sekitarnya.
Baca juga: 7 Barang Rumah Tangga yang Beracun bagi Anjing Peliharaan, Singkirkan
Dari bagian tubuh lainnya, kumis menjadi salah satu yang unik karena memiliki fungsi sensorik.
Salah satu riset dari National Library of Medicine, Amerika Serikat, tentang The Importance of the Tactile Hairs in Domestic Dogs and the Problem of Trimming These From an Animal Welfare Perspective, saat kumis anjing mengalami sedikit sentuhan atau perubahan tekanan, kumis akan memindahkan tekanan tersebut ke sinus darah, lalu menguatkannya dan mengirimkannya ke otak melalui saraf sensorik. Hal ini menghasilkan sistem yang sangat responsif.
Ada juga perbedaan pada jenis otot yang menggerakkan kumis. Anda mungkin pernah melihat bulu anjing berdiri tegak saat ketakutan atau terkejut.
Ini adalah reaksi tidak disengaja yang disebabkan gerakan otot polos di bawah kulit—mirip saat orang merinding.
Sebaliknya, kumis anjing terhubung dengan otot lurik, jenis otot yang terlibat dalam gerakan sukarela. Anjing dapat mengontrol gerakan kumis, menggerakkan, dan memanjangkannya sesuai kebutuhan.