ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Senin (13/5/2024) mengatakan, lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit Turkiye ketika perang berlangsung di Gaza.
Erdogan, yang merupakan kritikus vokal terhadap perang Israel-Hamas sejak 7 Oktober 2023, menyebut kelompok Palestina itu sebagai organisasi perlawanan.
“Begitu banyak anggota Hamas yang terbunuh. Seluruh negara Barat menyerang mereka dengan segala macam senjata dan amunisi,” katanya di hadapan para wartawan, dikutip dari kantor berita AFP.
Baca juga: Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza
“Menyebut Hamas... organisasi teroris adalah tindakan kejam,” imbuhnya.
Hamas digolongkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel mengakibatkan kematian lebih dari 1.170 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Baca juga:
Hamas juga menyandera sekitar 250 orang, banyak di antaranya dibebaskan saat gencatan senjata seminggu pada November 2023.
Adapun serangan balasan Israel ke Gaza menewaskan lebih dari 35.000 orang yang mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas itu.
Baca juga: Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.