Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ini, Israel-Iran Siap Lakukan Deeskalasi

Kompas.com - 19/04/2024, 18:58 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Israel dilaporkan melakukan serangan terhadap Iran pada Jumat (19/4/2024) dini hari. Hanya saja, reaksi Iran yang terkendali menunjukkan kedua belah pihak berupaya melakukan deeskalasi (tindakan mengurangi konflik).

Meski demikian, para analis menyatakan bahwa situasi saat ini masih cukup berbahaya. Ada kekhawatiran selama beberapa minggu terakhir bahwa permusuhan antara Israel dan Iran bisa meluas menjadi perang habis-habisan.

Pada 1 April 2024, Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus hingga menewaskan tujuh anggota pasukan Garda Revolusi, termasuk komandan utamanya untuk Iran dan Lebanon, dan membuat marah Iran serta meresahkan sekutu Barat Israel.

Baca juga: Ini Reaksi Internasional Usai Ada Laporan Israel Serang Iran

Dikutip dari AFP, Iran yang tidak mengakui Israel, menanggapinya dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal untuk menyerang Israel dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tetapi, semuanya sebagian besar ditembak jatuh oleh Israel dan sekutunya, dan serangan Israel pada Jumat malam dipandang sebagai pembalasan terhadap Teheran.

Media pemerintah Iran melaporkan ledakan di provinsi tengah Isfahan dan para pejabat Iran yang dikutip oleh New York Times mengatakan serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak kecil yang kemungkinan diluncurkan dari dalam Iran.

Tidak ada indikasi bahwa serangan yang dilaporkan ditujukan terhadap lokasi program nuklir Iran yang kontroversial, meskipun provinsi Isfahan diketahui menjadi lokasi instalasi atom utama.

Badan Energi Atom Internasional mengatakan tidak ada kerusakan pada situs atau fasilitas atom Iran.

Sementara itu, masyarakat Iran menyadari laporan di TV pemerintah yang tampaknya berniat meminimalkan dampak serangan tersebut dan para wartawan menekankan bahwa kehidupan sehari-hari tetap berjalan seperti biasa di pusat regional Isfahan.

Baca juga: Badan Atom Internasional: Tak Ada Kerusakan di Situs Nuklir Iran

"Tampaknya kita berada pada momen ketika kedua belah pihak berusaha untuk keluar dari siklus eskalasi yang ada saat ini, dengan Israel melakukan serangan yang sangat terbatas untuk menunjukkan respons terhadap serangan Iran dan Teheran dengan cepat mengecilkan insiden tersebut agar tidak dipaksa untuk merespons," ungkap Julien Barnes-Dacey, direktur program Timur Tengah dan Afrika Utara di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa.

"Untuk saat ini, tidak ada pihak yang menginginkan perang langsung," terangnya kepada AFP.

Namun dia memperingatkan masih ada bahaya konfrontasi yang lebih luas, dan masih belum jelas apakah tindakan semalam tersebut mewakili tanggapan Israel sepenuhnya.

Diketahui, ketegangan masih tinggi di perbatasan Lebanon-Israel antara Israel dan kelompok Hezbollah Lebanon yang didukung Iran dan risikonya tetap ada bahwa Israel masih bisa melancarkan serangan baru di Gaza dan di Rafah.

"Meskipun kita mungkin sudah keluar dari siklus eskalasi ini, perang regional yang lebih luas masih terus berlangsung dan tetap lebih panas dari sebelumnya," jelas dia.

Meskipun serangan Iran terhadap Israel bersifat massal pada pekan lalu, intersepsi terhadap senjata yang masuk menyebabkan kerusakan yang ditimbulkan sangat terbatas, dengan satu pangkalan militer menjadi salah satu dari sedikit sasaran yang mengalami kerusakan ringan.

Baca juga: 28 Tentara Suriah Tewas akibat Serangan ISIS

Sedangkan beberapa laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan instalasi militer non-nuklir di Isfahan adalah sasaran utama serangan Israel terhadap Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com