Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Akan Bangun Dermaga Khusus untuk Kirim Makanan ke Gaza

Kompas.com - 13/03/2024, 18:50 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

GAZA, KOMPAS.com - Rencana AS untuk mengirimkan bantuan ke Gaza menggunakan dermaga terapung di tengah laut berpotensi menghadapi tantangan dari segi logistik dan keamanan.

Lebih dari 1.000 tentara AS diperkirakan akan ikut serta dalam operasi itu meskipun Departemen Pertahanan AS mengatakan, tidak akan ada "personel yang menginjakkan kaki di darat".

Untuk mewujudkannya, AS bermitra dengan perusahaan swasta bernama Fogbow, yang dijalankan oleh mantan pejabat militer dan badan intelijen.

Baca juga: Perang Gaza Tewaskan Lebih Banyak Anak daripada 4 Tahun Konflik di Seluruh Dunia

Tujuannya untuk menyalurkan bantuan berupa dua juta makanan sehari ke Gaza, sebab PBB sudah memperingatkan bahwa kelaparan "hampir tak bisa dihindari" jika tidak ada tindakan segera.

Berikut apa yang kami ketahui tentang operasi logistik raksasa ini.

Bagaimana AS akan mendirikan dermaga?

Kapal Angkatan Darat AS mulai berlayar pada Sabtu (9/3/2024) dan Senin (11/3/2024) untuk membawa peralatan ke Mediterania.

Menurut Departemen Pertahanan AS, rencana tersebut mencakup dua komponen utama yang perlu dibangun—dermaga terapung besar yang terdiri dari segmen baja dan sebuah dermaga jalan lintas dengan dua jalur yang panjangnya 548 meter.

Jalan lintas itu akan terdiri dari potongan-potongan baja 12 meter yang saling terhubung dan melekat pada pantai.

Kapal kargo mengirim pasokan ke dermaga dan bantuan tersebut, kemudian diangkut ke beberapa tongkang dan kapal lebih kecil—yang dikenal sebagai kapal pendukung logistik, atau LSV—lalu dibawa ke dermaga.

Dari sana, kendaraan akan mengantar bantuan itu ke darat menuju Gaza.

BBC INDONESIA Bagaimana dermaga dapat digunakan untuk mengirim bantuan ke Gaza.
Jalan lintas akan dirakit di laut dan "didorong" ke pantai, sehingga pasukan AS bisa menghindari menginjak kaki di Gaza.

Proyek pembangunan di laut dan darat ini—secara resmi dikenal sebagai Joint Logistics Over-the-Shore (JLOTS)—adalah jenis proyek yang pernah digunakan militer AS sebelumnya di Kuwait, Somalia, Haiti, dan Amerika Tengah untuk misi bantuan bencana.

Bahkan, operasi semacam itu pernah dijalankan pada Perang Dunia II setelah invasi Normandia pada Operasi D-Day. Baru-baru, ini pada Juli tahun lalu, departemen pertahanan menggunakan peralatan JLOTS serupa untuk latihan skala besar di Australia.

"Keinginan militer (AS), tentu saja, adalah memiliki pelabuhan operasi. Itu membuat segalanya lebih mudah," kata Mark Cancian, pensiunan kolonel Korps Marinir AS yang berpengalaman merencanakan operasi laut-darat, kepada BBC.

"Tapi itu tidak selalu mungkin, baik akibat situasi konflik atau di masa damai, misi kemanusiaan," tambahnya. “Itulah gunanya JLOTS."

Baca juga: Menlu AS Blinken Ucapkan Selamat Ramadhan, Singgung Gencatan Senjata di Gaza

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com