Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perang Saudara Myanmar Sampai ke Bangladesh

Kompas.com - 26/02/2024, 14:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Arafatul Islam/DW Indonesia

DHAKA, KOMPAS.com - Ketika pertempuran antara junta militer Myanmar melawan kelompok pemberontak Tentara Arakan (AA) di negara bagian Rakhine semakin intensif, korban jiwa mulai berjatuhan di Bangladesh.

Pada bulan ini, setidaknya dua orang tewas akibat terkena tembakan mortir yang salah sasaran. Korban luka juga muncul akibat tembakan liar dari seberang perbatasan.

Intensitas pertempuran memuncak di perbatasan akibat aksi Tentara Arakan yang berusaha menghalau militer Myanmar dari wilayah barat.

Baca juga: Junta Myanmar Hukum Mati 3 Brigjen yang Serahkan Kota Strategis ke Etnis Minoritas

Keunggulan pemberontak menjadi pukulan berat bagi junta militer yang mengkudeta pemerintahan sipil Myanmar pada Februari 2021, dan akibatnya memicu perang saudara berskala luas.

Tentara Arakan adalah sayap militer kelompok pemberontak di Rakhine yang mencari otonomi dari pemerintah pusat. Perang bereskalasi sejak November 2023 yang ditandai oleh serangan serentak gerilyawan AA terhadap pos-pos militer.

Kepulangan pengungsi Rohingya

Perbatasan sepanjang 271 kilometer memisahkan Bangladesh yang mayoritasnya Muslim dengan negeri Buddha, Myanmar.

"Operasi pembersihan" yang dilancarkan junta Myanmar di Rakhine sejak 2017 ikut berimbas di negeri jiran dengan masuknya pengungsi Rohingya ke Bangladesh.

Kepada DW, sejumlah pengungsi di kota Cox's Bazar mengomentari keberhasilan Tentara Arakan menguasai sebagian wilayah Rakhine dengan sikap skeptis. Mereka tidak percaya bahwa pemberontak itu bersedia membantu kepulangan Rohingya.

"Kaum buddhis memang sedang memerangi junta Myanmar di Rakhine. Tapi kami membutuhkan kewarganegaraan jika pulang," kata Rashid, seorang pentolan pengungsi Rohingnya.

"Kami tidak mendengar bahwa AA akan memulangkan kami dengan menyediakan kewarganegaraan."

Baca juga: Thailand Bersiap Hadapi Masuknya Pengungsi Myanmar akibat Perintah Wajib Militer

Intervensi di perbatasan

Pandangan analis keamanan Bangladesh, M Sakhawat Hossain, terdengar lebih optimis. Pensiunan jenderal itu merujuk pada janji yang dibuat oleh Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) Myanmar untuk memastikan repatriasi Rohingya yang aman, sukarela, dan bermartabat dari Bangladesh.

NUG adalah pemerintahan bayangan yang dibentuk bekas pejabat terpilih Myanmar yang digulingkan oleh kudeta militer.

Badan tersebut mendapat banyak dukungan internasional dan berencana mengambil alih kekuasaan di Naypyidaw setelah junta digulingkan.

"Liga Persatuan Arakan, ULA, sayap politik Tentara Arakan, akan memerintah negara bagian Rakhine jika junta kalah dalam pertempuran melawan pemberontak dan NUG menguasai Myanmar."

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com