Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Temukan 90 Persen Balita di Gaza Terkena 1 atau Lebih Penyakit Menular

Kompas.com - 20/02/2024, 18:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Berdasarkan asesmen bersama oleh badan-badan PBB untuk anak-anak (UNICEF), pangan (FAO), dan kesehatan (WHO), ditemukan setidaknya 90 persen anak balita di Gaza terkena satu atau lebih penyakit menular.

Dari angka itu, diketahui 70 persen di antaranya mengalami diare dalam dua minggu sebelum asesmen.

Persentase tersebut adalah 23 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan data awal tahun 2022 atau jauh sebelum perang Hamas-Israel pecah.

Baca juga: PBB Peringatkan Adanya Ledakan Kematian Anak-anak di Jalur Gaza

Pejabat UNICEF pada Senin (19/2/2024) memperingatkan, kekurangan makanan yang mengkhawatirkan, melonjaknya malnutrisi, dan merebaknya penyebaran penyakit dapat memicu ledakan kematian anak di Gaza.

Setelah 20 pekan perang Israel melawan Hamas di Jalur Gaza, PBB menyebut makanan dan air bersih telah menjadi "sangat langka" di Gaza.

"Jalur Gaza siap untuk menyaksikan ledakan kematian anak yang dapat dicegah, yang akan menambah tingkat kematian anak yang sudah tak tertahankan di Gaza," kata Ted Chaiban, Wakil Kepala Aksi Kemanusiaan di badan PBB untuk anak-anak, UNICEF.

Direktur Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan juga memperingatkan bahwa kelaparan dan penyakit adalah kombinasi yang mematikan.

"Anak-anak yang lapar, lemah, dan mengalami trauma berat lebih mungkin untuk jatuh sakit, dan anak-anak yang sakit, terutama diare, tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik," katanya.

"Ini berbahaya, dan tragis, dan terjadi di depan mata kita," ucap Mike, dikutip dari AFP.

Serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan angka resmi Israel.

Sementara itu, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 29.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah Gaza yang dikelola Hamas.

Baca juga: Israel Disebut Pakai Senjata yang Didukung AI Saat Serang Gaza

Sejak dimulainya perang, Gaza telah terjerumus ke dalam krisis gizi, dengan bantuan dari luar yang sangat terbatas.

Penilaian PBB menunjukkan bahwa lebih dari 15 persen anak-anak di bawah usia dua tahun di Gaza utara -1 dari 6 anak- mengalami kekurangan gizi akut, sementara 3 persen menderita kekurangan gizi yang mengancam jiwa.

"Karena data tersebut dikumpulkan pada bulan Januari, situasinya kemungkinan besar akan lebih parah hari ini," badan-badan PBB memperingatkan.

Di Gaza selatan, 5 persen anak di bawah usia dua tahun mengalami kekurangan gizi akut, menurut penilaian tersebut.

Sebelum perang, hanya 0,8 persen anak balita di Gaza yang mengalami kekurangan gizi akut, kata badan-badan PBB.

"Penurunan status gizi penduduk dalam waktu tiga bulan belum pernah terjadi sebelumnya di dunia," kata mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com