Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Erdogan soal Penyebab Seruan Perdamaian di Gaza Tak Berhasil

Kompas.com - 16/02/2024, 11:24 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Anadolu

ISTANBUL, KOMPAS.com - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengatakan seruan perdamaian di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan lebih dari 28.000 orang, sayangnya belum membuahkan hasil karena pendekatan negatif Amerika Serikat.

“Meskipun AS mengeklaim telah mengirimkan beberapa pejabat tingkat tinggi ke wilayah tersebut dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah ini, hasil nyata masih belum tercapai. Terlepas dari situasi tersebut, kami terus mengupayakan gencatan senjata dan perdamaian, karena kami melihat tidak ada jalan keluar alternatif," kata Erdogan.

Berbicara kepada wartawan dalam penerbangan pulang dari Mesir setelah kunjungan resmi sehari penuh, Erdogan pada Kamis (15/2/2024) mengatakan, pandangan yang diungkapkannya pada awal konflik di Gaza kini turut digaungkan di Barat.

Baca juga: Sunak Telepon Netanyahu, Ungkap Keprihatinan atas Kematian Warga Sipil di Gaza

Dia menyebut, serangan di Jalur Gaza, yang berlangsung sejak serangan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023, mencerminkan "lemahnya hati nurani" Israel.

Presiden Turkiye itu menegaskan bahwa keamanan masyarakat di wilayah kantong Palestina itu tidak bisa dikompromikan.

“Umat manusia harus mendengar seruan ini sesegera mungkin. Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk tetap diam dalam menghadapi genosida ini sangatlah besar," kata Erdogan.

“Sejarah akan menghakimi mereka yang membiarkan pembunuhan yang disengaja terhadap orang-orang tersebut. Mereka yang terlibat dalam genosida ini telah dinyatakan bersalah di dalam sejarah,” tambahnya, dikutip dari Antara.

Erdogan mencatat bagaimana beberapa negara yang pada awalnya memihak Israel kini “menyatakan penyesalan”, dan mengatakan bahwa Turkiye terus mengupayakan “perdamaian abadi”.

“Dunia tidak dapat mengabaikan bahwa solusi terletak pada negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur berdasarkan perbatasan tahun 1967,” kata Presiden Erdogan.

Baca juga: Serbu RS Utama Gaza Selatan, Israel Yakin Ada Tawanan di Dalam

Turkiye, ujar dia, tidak hanya membela saudara-saudaranya di Palestina, tetapi juga membela hak asasi manusia serta hukum perdamaian internasional.

“Apakah memaksa warga sipil ke daerah yang seharusnya aman sebelum mengebomnya sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan, hukum perang, hukum internasional, dan hak asasi manusia?” Erdogan bertanya.

Dia juga mendesak perubahan dalam struktur sistem global yang terdistorsi, yang kini membuka jalan bagi pembantaian baru, serta menggarisbawahi perlunya mekanisme pengawasan yang efektif.

Ia merujuk pada perkembangan positif dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang telah dia diskusikan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.

Kepada Erdogan, Sisi menyatakan komitmen Mesir untuk mempertahankan tekanan terhadap Israel.

“Kami terutama akan melakukan diskusi dengan Presiden Sisi dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Para pejabat dari AS juga mengatakan mereka akan terus memberikan tekanan terhadap Israel dalam hal ini,” ujar Erdogan.

Baca juga: Pejabat PBB Ungkap Gaza adalah Krisis Kemanusiaan Terburuk Selama 50 Tahun Karirnya

Erdogan menggarisbawahi bahwa meskipun jumlah truk bantuan yang mencapai Gaza telah mencapai 200-250 truk, ia mengatakan jumlah tersebut tidaklah cukup.

Sebagaimana dikutip dari Anadolu, ia menyatakan bahwa solusi yang berarti untuk memenuhi kebutuhan orang-orang di wilayah kantong tersebut tidak dapat dicapai sampai jumlahnya mencapai 500-600 truk.

Untuk itu, Erdogan menegaskan bahwa Ankara dan Kairo harus berdiri bersama untuk menjaga perdamaian dan ketenteraman, baik di kawasan maupun secara global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com