Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serbu RS Utama Gaza Selatan, Israel Yakin Ada Tawanan di Dalam

Kompas.com - 15/02/2024, 20:12 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AP News

GAZA, KOMPAS.com - Pasukan Israel menyerbu RS utama di Gaza selatan pada Kamis (15/2/2024). Serangan tersebut adalah operasi terbatas untuk mencari sisa-sisa sandera yang ditawan oleh Hamas.

Dikutip dari AP News, serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah tembakan Israel menewaskan seorang pasien dan melukai enam lainnya di dalam kompleks RS tersebut.

Selain itu, penggerebekan juga terjadi sehari setelah tentara berusaha mengevakuasi ribuan pengungsi yang berlindung di Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis Palestina, yang menjadi fokus serangan Israel terhadap Hamas dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Pejabat PBB Ungkap Gaza adalah Krisis Kemanusiaan Terburuk Selama 50 Tahun Karirnya

Hanya saja, perang di Gaza tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, malah risiko konflik meningkat ketika Israel dan Hezbollah Lebanon meningkatkan serangan setelah terjadi baku tembak yang mematikan pada Rabu.

Militer Israel mengatakan mereka memiliki informasi intelijen yang dapat dipercaya bahwa dimungkinkan masih ada sisa-sisa tawanan di dalam RS tersebut.

Laksamana Muda Daniel Hagari, kepala juru bicara militer, mengatakan pasukannya melakukan operasi tepat dan terbatas di sana dan tidak akan mengevakuasi petugas medis atau pasien secara paksa.

Israel menuduh Hamas menggunakan rumah sakit dan bangunan sipil lainnya untuk melindungi para pejuangnya.

Sebab, seorang sandera yang dibebaskan mengatakan kepada The Associated Press bulan lalu bahwa dia dan lebih dari puluhan sandera lainnya telah ditahan di Rumah Sakit Nasser.

Baca juga: Bertemu Presiden AS, Raja Yordania Serukan Gencatan Senjata Penuh di Gaza

Diketahui, hukum internasional melarang penargetan fasilitas medis, namun fasilitas tersebut dapat kehilangan perlindungan jika digunakan untuk tujuan militer.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qidra mengatakan, Israel telah melancarkan serangan besar-besaran dengan penembakan hebat yang melukai pengungsi yang masih berlindung di sana.

Dia mengatakan militer telah memerintahkan petugas medis untuk memindahkan semua pasien ke gedung tua yang tidak dilengkapi dengan peralatan yang memadai untuk perawatan mereka.

"Banyak yang tidak bisa mengungsi, seperti mereka yang mengalami amputasi anggota tubuh bagian bawah, luka bakar parah, atau orang lanjut usia," katanya dalam wawancara dengan jaringan Al Jazeera.

Baca juga: Presiden AS: Tindakan Israel di Gaza Berlebihan, Perang Harus Dihentikan

Secara terpisah, Israel melancarkan serangan udara di Lebanon selatan untuk hari kedua setelah menewaskan 10 warga sipil dan tiga pejuang Hezbollah pada hari Rabu sebagai tanggapan atas serangan roket yang menewaskan seorang tentara Israel dan melukai beberapa lainnya.

Ini merupakan baku tembak paling mematikan di sepanjang perbatasan sejak dimulainya perang Israel-Hamas. Israel dan Hezbollah saling baku tembak setiap hari, sehingga meningkatkan risiko konflik yang lebih luas.

Sementara dr. Khaled Alserr, salah satu ahli bedah yang tersisa di Rumah Sakit Nasser, mengatakan kepada AP News bahwa tujuh pasien yang terkena serangan pada Kamis pagi sudah dirawat.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com