MOSKWA, KOMPAS.com - Kerabat warga Rusia yang dimobilisasi dan dikirim untuk berperang di Ukraina berkumpul untuk membentuk gerakan protes.
Mereka mengorganisir aksi unjuk rasa dan flash mob, mengajukan permohonan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut kembalinya suami maupun anak laki-laki mereka dari garis depan perang di Ukraina.
Pihak berwenang berusaha menghentikan tindakan mereka karena khawatir aksi protes akan meluas.
Baca juga: Rusia Putuskan Akan Gelar Pemungutan Suara Pilpres di 4 Wilayah Ukraina yang Dicaplok
Militer Rusia mengatakan, mobilisasi di Rusia tetap berlaku sampai diakhiri oleh presiden. Dengan demikian, anggota wajib militer akan tetap berada di garis depan tanpa batas waktu dan tanpa ketentuan untuk merotasinya.
Aksi protes semakin meningkat menyusul berita bahwa Presiden Putin telah mengamnesti terpidana kriminal yang dihukum karena pelanggaran serius, jika mereka ikut serta dalam perang melawan Ukraina.
Tanggal 14 Desember 2023 akan dilangsungkan sesi tanya jawab tahunan Vladimir Putin "Direct Line," yang disiarkan di televisi.
Kanal aplikasi Telegram Put' domoi (Way Home), yang memiliki 30.500 pengguna dan berfokus pada isu-isu seputar mobilisasi, melaporkan bahwa lembaga penyiaran itu telah dibanjiri dengan pertanyaan-pertanyaan dari keluarga para tentara Rusia yang putus asa dengan mobilisasi.
"Suami dan saudara laki-laki saya berada di garis depan. Mereka dipanggil pada awal mobilisasi, dan mereka tidak mendapat cuti selama sembilan bulan – mereka harus tetap berada di zona pertempuran,” kata Tatiana.
"Anak saya bertanya mengapa hanya ayahnya yang harus berjuang. Dari semua ayah yang memiliki anak seusianya, hanya dia yang dipanggil.”
Tatiana setuju untuk berbicara dengan DW, tapi dia tidak mau mengungkapkan informasi pribadi apa pun, dan namanya disamarkan.
"Bukan saya takut dengan keselamatanku, tapi suami dan saudara laki-laki saya--hal ini bisa membahayakan mereka,” tegasnya.
Tatiana mengatakan, perwakilan gubernur di wilayahnya menawarkan kontrak kepada suami dan saudara laki-lakinya dengan militer Rusia.
"Tapi mereka semua sudah lelah, kehabisan tenaga, mereka tidak punya kekuatan dan motivasi," katanya. Semua pertanyaannya kepada pihak berwenang tidak dijawab.
Sementara itu, media melaporkan bahwa para pejabat teras militer Rusia sedang berusaha mencapai kesuksesan di garis depan sebelum penampilan besar Putin di televisi.
Baca juga: Tentara Rusia yang Hancurkan Tank Leopard Jerman di Ukraina Diganjar Bonus Rp 180 Juta
Kerabat tentara Rusia yang bertugas di Unit Militer No. 95411 (Distrik Militer Barat) mengeklaim, pasukan wajib militer yang luka-luka ringan juga ikut dikirim untuk menyerbu Kota Avdiivka, dekat Donetsk, pada November lalu.