Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara-negara yang Dukung dan Tolak Resolusi PBB untuk Gencatan Senjata Israel-Hamas

Kompas.com - 13/12/2023, 09:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

GAZA, KOMPAS.com - Dari 193 negara anggota PBB, 153 di antaranya mendukung resolusi Sidang Umum yang menyerukan gencatan senjata perang Israel-Hamas di Gaza pada Selasa (12/12/2023).

Sementara itu, sepuluh negara menolak dan 23 lainnya abstain.

Ke-153 negara pendukung tersebut melebihi 140 atau lebih negara yang rutin mendukung resolusi mengecam invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Sidang Umum PBB Keluarkan Resolusi Tuntut Gencatan Senjata Israel-Hamas

Dalam unggahan akun resmi berita PBB di platform media sosial X (sebelumnya bernama Twitter), tampak daftar negara-negara yang mendukung, menolak, dan abstain tentang resolusi tersebut.

Indonesia bersama negara-negara tetangganya seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura mendukung, begitu pun negara-negara Timur Tengah yang mencakup Arab Saudi, Iran, Irak, Yordania, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, serta Yaman.

Kemudian dari negara-negara Eropa, pendukungnya antara lain Belgia, Perancis, Portugal, Rusia, Spanyol, Swedia, lalu Swiss.

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung rancangan resolusi yang baru saja diadopsi oleh mayoritas negara,” kata Duta Besar Arab Saudi untuk PBB Abdulaziz Alwasil dalam pidatonya setelah pemungutan suara, dikutip dari Al Jazeera.

“Ini mencerminkan posisi internasional yang menyerukan penegakan resolusi,” lanjutnya.

Sementara itu, sepuluh negara yang menolak adalah Austria, Ceko, Guatemala, Israel, Liberia, Mikronesia, Nauru, Papua Nugini, Paraguay, dan Amerika Serikat (AS).

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menjelang pemungutan suara pada Selasa berkata, "Kami setuju situasi kemanusiaan di Gaza sangat buruk."

“Diplomasi yang dilakukan AS di lapanganlah yang memungkinkan terjadinya jeda kemanusiaan selama seminggu,” lanjutnya, mengacu pada satu-satunya jeda dalam pertempuran sejauh ini yang terjadi bulan lalu.

Baca juga: Israel Dilaporkan Sempat Pakai Fosfor Putih Saat Serang Lebanon, AS Geleng-geleng Kepala

Thomas-Greenfield lalu mendesak negara-negara mendukung amendemen resolusi yang akan mengecam Hamas, tetapi para anggota menolaknya.

“Gencatan senjata sementara saat ini bisa jadi yang terbaik dan terburuk. Berbahaya bagi warga Israel yang akan menjadi sasaran serangan tanpa henti, dan juga berbahaya bagi warga Palestina yang berhak mendapatkan kesempatan membangun masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri, bebas dari kelompok yang bersembunyi di balik warga sipil yang tidak bersalah,” imbuhnya, dikutip dari CNN.

Duta Besar Mesir untuk PBB Osama Mahmoud Abdelkhalek Mahmoud menyinggung upaya AS memberikan perlindungan diplomatik kepada Israel menjelang pemungutan suara di Sidang Umum PBB.

"Upaya tragis ini tanda standar ganda yang tercela,” katanya, dikutip dari kantor berita AFP.

Adapun 23 negara yang abstain di resolusi ini meliputi Argentina, Bulgaria, Kamerun, Jerman, Italia, Belanda, Romania, Sudan Selatan, Inggris, dan Ukraina.

Perang Israel-Hamas sejak 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, sedangkan lebih dari 18.400 warga Palestina terenggut nyawanya.

Baca juga: Bakteri Shigella Menyerang Tentara Israel di Gaza

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com