Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sidang PBB, Korea Utara Dikecam karena Belanjakan Dana Besar untuk Nuklir Saat Rakyatnya Kelaparan

Kompas.com - 18/08/2023, 10:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara dikecam di sidang Dewan Keamanan (DK) PBB pada Kamis (17/8/2023), karena membelanjakan dana besar-besaran untuk program senjata nuklirnya saat rakyatnya kelaparan dan kekurangan kebutuhan dasar.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM), Volker Turk, mengatakan kepada dewan, bahwa penduduk di Korea Utara telah mengalami penindasan politik yang semakin parah.

Mereka juga tengah dihadapkan pada kondisi ekonomi negara yang semakin memburuk, serta pelanggaran HAM yang sistematis dan meluas.

Baca juga: Korea Utara: Travis King Menyusup karena Hadapi Perlakuan Buruk di Angkatan Darat AS

"Banyak pelanggaran yang saya sebutkan berasal langsung dari atau mendukung, peningkatan militerisasi Republik Demokratik Rakyat (RRDK)," katanya, dikutip dari AFP.

Dia menyinggung penggunaan kerja paksa yang meluas, termasuk oleh anak-anak untuk mendukung aparat militer negara dan kemampuannya untuk membuat senjata.

Sidang dengar pendapat yang diminta oleh Amerika Serikat ini merupakan yang pertama diadakan di Dewan Keamanan PBB mengenai HAM di Korea Utara dalam enam tahun terakhir.

Sidang itu dilakukan ketika Pyongyang telah mempercepat uji coba rudal berkemampuan nuklirnya pada tahun lalu, yang meningkatkan ketegangan di seluruh Asia Timur.

Dikelilingi oleh para diplomat dari lebih dari 50 negara, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengecam pelanggaran HAM dan pelanggaran yang menurutnya terkait erat dengan senjata pemusnah massal, serta pengembangan rudal balistik Korea Utara.

Elizabeth Salmon, pelapor khusus Kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk Korea Utara, mengatakan penutupan perbatasan yang berkepanjangan di negara itu, sebagai akibat dari sanksi global, telah menyebabkan peningkatan kesulitan bagi rakyat, termasuk kekurangan pangan.

Baca juga: Kim Jong Un Marahi Pejabat Korea Utara karena Gagal Cegah Kerusakan akibat Badai Khanun

"Konflik yang membeku ini digunakan untuk membenarkan militerisasi yang terus berlanjut di RRDK dengan dampak yang menghancurkan bagi rakyatnya," katanya.

Salmon menyebut, kebijakan Pyongyang adalah memprioritaskan sumber daya untuk militer.

"Kepemimpinan di RRDK terus menuntut warganya untuk mengencangkan ikat pinggang, sehingga sumber daya yang tersedia dapat digunakan untuk mendanai program nuklir dan rudal," katanya.

Ilhyeok Kim, seorang pembelot Korea Utara, bercerita kepada dewan, dirinya telah dipaksa pada usia muda untuk bekerja di ladang tanpa kompensasi, dan hasil panen yang mereka tanam semuanya diberikan kepada militer.

"Pemerintah mengubah darah dan keringat kami menjadi kehidupan mewah bagi para pemimpin dan rudal yang meledakkan kerja keras kami ke angkasa," katanya.

"Uang yang dihabiskan untuk satu rudal saja dapat memberi kami makan selama tiga bulan," tambah Ilhyeok Kim

Dalam sidang tersebut, sebagian besar anggota dewan mengecam memburuknya kondisi kehidupan dan HAM di Korea Utara, yang hidup di bawah sanksi keras yang diberlakukan oleh dewan dan negara-negara besar atas program senjata nuklirnya.

Meskipun tidak ada delegasi dari Pyongyang yang hadir di Dewan Keamanan, perwakilan dari China dan Rusia berpendapat bahwa ini bukanlah tempat untuk meninjau masalah hak asasi manusia Korea Utara.

Baca juga: Kim Jong Un Serukan Peningkatan Drastis Produksi Rudal Korea Utara

Dmitry Polyansky, wakil duta besar Rusia untuk PBB, mengecam apa yang disebutnya sebagai upaya sinis dan munafik dari AS dan sekutunya untuk memajukan agenda politik mereka sendiri.

Kedua negara mengatakan bahwa diskusi tersebut tidak konstruktif dan tidak menawarkan solusi untuk menurunkan ketegangan strategis di wilayah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com