Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Beri Kesan Seolah Tetap Pegang Kendali meski Ukraina Terus Serang Balik

Kompas.com - 16/06/2023, 11:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com - Rusia mengumumkan rencana pada Kamis (15/6/2023) untuk menggelar pemilihan umum di bagian-bagian Ukraina yang diduduki hanya dalam tiga bulan.

Ini sepertinya jadi upaya terbaru Moskwa untuk mengisyaratkan bahwa pihaknya memegang kendali, bahkan ketika serangan balasan Ukraina telah mendorong mundur pasukannya di beberapa daerah.

Serangan Ukraina masih dalam tahap awal, dan para ahli militer mengatakan pertempuran yang menentukan masih ada di depan.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-477 Serangan Rusia ke Ukraina: Misteri Nasib Komandan Senior Chechnya, Jerman Sebut Rusia Ancaman Terbesar

Namun, dilansir dari Reuters, mayat tentara Rusia dan kendaraan lapis baja yang terbakar yang berjejer di pinggir jalan di desa-desa yang baru direbut kembali oleh pasukan Ukraina membuktikan kemajuan terbesar Kyiv sejak tahun lalu.

"Orang-orang heroik kami, pasukan kami di ... garis depan menghadapi perlawanan yang sangat keras," kata Zelensky kepada NBC News dalam sebuah wawancara di Kyiv.

"Karena bagi Rusia untuk kalah dalam kampanye melawan Ukraina ini, menurut saya, sebenarnya berarti kalah perang," tambahnya.

Zelensky mengatakan, berita dari garis depan umumnya positif walau sangat sulit.

Melanjutkan kampanyenya untuk bantuan militer, Zelensky mendesak parlemen Swiss dalam pidato video untuk mengizinkan negara-negara lain mengekspor kembali senjata buatan Swiss ke Ukraina, mengatakan langkah seperti itu oleh negara netral akan sangat penting.

Reuters mencapai desa Neskuchne dan Storozheve selama dua hari terakhir, memberikan konfirmasi independen pertama atas kemajuan Ukraina beberapa kilometer ke selatan di sepanjang sungai Mokry Yali ke wilayah yang telah dikuasai Rusia sejak hari-hari awal invasi tahun lalu.

Beberapa mayat tentara Rusia tergeletak di jalan-jalan desa yang hancur dan tidak berpenghuni.

Baca juga: Berniat Batalkan Sewa Tanah Kedubes Baru Rusia, Australia Kalah di Pengadilan

Pasukan Ukraina di Storozhev mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah membunuh sekitar 50 orang Rusia dan menangkap empat orang di sana.

Militer Ukraina, yang tetap bungkam tentang kampanye tersebut selama lebih dari seminggu, tampil untuk mempromosikan keuntungan pada hari Kamis, mengadakan pengarahan media penuh pertama sejak serangan balasan dimulai.

Pasukan telah merebut setidaknya tujuh pemukiman dan 100 km persegi (38 mil persegi) wilayah dalam dua serangan besar di selatan sejauh ini, kata Brigadir Jenderal Oleksii Hromov.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-476 Serangan Rusia ke Ukraina: Kenaikan Pengungsi Terbesar | Rudal Hantam Odessa

"Kami siap melanjutkan pertempuran untuk membebaskan wilayah kami meski dengan tangan kosong," katanya.

Tentara di front selatan telah maju hingga 7 km (4,4 mil) di daerah sepanjang Mokry Yali, serta hingga 3 km (1,8 mil) di sumbu lain lebih jauh ke barat dekat desa Mala Tokmachka, Ukraina, kata pejabat militer.

Mereka juga menggambarkan kemajuan di timur di sekitar kota Bakhmut yang hancur, yang direbut Moskwa bulan lalu sebagai satu-satunya hadiah utama untuk serangan besar musim dingin dan musim semi yang menyaksikan pertempuran darat paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Baca juga: Pemimpin Belarus Tak Ragu Pakai Senjata Nuklir Rusia untuk Usir Agresi

Presiden Rusia Vladimir Putin bersikeras minggu ini bahwa tujuan Rusia di Ukraina tetap tidak berubah.

Dia mengeklaim bahwa pasukan Rusia menimbulkan korban 10 kali lebih banyak di Ukraina daripada yang mereka alami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Berduka, Hamas Puji Dukungan Ebrahim Raisi terhadap Perlawanan Palestina

Berduka, Hamas Puji Dukungan Ebrahim Raisi terhadap Perlawanan Palestina

Global
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Profil Mohammad Mokhber, Presiden Sementara Iran Pengganti Ebrahim Raisi

Profil Mohammad Mokhber, Presiden Sementara Iran Pengganti Ebrahim Raisi

Global
Biografi Ebrahim Raisi: Ulama, Jaksa, dan Politisi Iran Garis Keras

Biografi Ebrahim Raisi: Ulama, Jaksa, dan Politisi Iran Garis Keras

Global
Foto Terakhir Presiden Iran Ebrahim Raisi Sebelum Tewas Kecelakaan Helikopter

Foto Terakhir Presiden Iran Ebrahim Raisi Sebelum Tewas Kecelakaan Helikopter

Global
Apa yang Terjadi Setelah Presiden Iran Meninggal?

Apa yang Terjadi Setelah Presiden Iran Meninggal?

Global
Presiden Iran Ebrahim Raisi Terkonfirmasi Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

Presiden Iran Ebrahim Raisi Terkonfirmasi Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

Global
Pejabat Iran: Ebrahim Raisi Tewas Usai Helikopternya Menabrak Puncak Pegunungan

Pejabat Iran: Ebrahim Raisi Tewas Usai Helikopternya Menabrak Puncak Pegunungan

Global
Kronologi Penemuan Helikopter Presiden Iran yang Jatuh, IRCS: Tak Ada Jejak Korban Selamat

Kronologi Penemuan Helikopter Presiden Iran yang Jatuh, IRCS: Tak Ada Jejak Korban Selamat

Global
Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ditemukan, Kondisi Heli Tidak Baik

Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ditemukan, Kondisi Heli Tidak Baik

Global
Presiden Iran Ebrahim Raisi Dilaporkan Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Presiden Iran Ebrahim Raisi Dilaporkan Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Global
Prihatin Kecelakaan Helikopter Presiden Iran, China Siap Beri Dukungan dan Bantuan

Prihatin Kecelakaan Helikopter Presiden Iran, China Siap Beri Dukungan dan Bantuan

Global
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Raja Salman Infeksi Paru-paru, Sempat Nyeri Sendi dan Suhu Tinggi

Raja Salman Infeksi Paru-paru, Sempat Nyeri Sendi dan Suhu Tinggi

Global
Presiden Iran Ebrahim Raisi Belum Ditemukan Usai Helikopternya Jatuh

Presiden Iran Ebrahim Raisi Belum Ditemukan Usai Helikopternya Jatuh

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com