Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Terancam Gagal Bayar Utang, Kenaikan Plafon Masih Jadi Solusi

Kompas.com - 21/01/2023, 10:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy mengindikasikan bahwa keduanya bersedia untuk membahas peningkatan plafon utang AS.

AS tengah dilanda polemik usai utang “Negeri Paman Sam” menyentuh plafon yang ditetapkan undang-undang yakni 31,4 triliun dollar AS atau sekitar Rp 475 kuadriliun.

Kementerian Keuangan AS mengaku mulai mengambil sejumlah langkah “luar biasa” agar AS terhindar dari gagal bayar, sebagaimana dilansir AFP, Jumat (20/1/2023).

Baca juga: Krisis Properti China, Evergrande Janji Lunasi Utang pada 2023

Partai Republik sendiri telah menggeser Partai Demokrat atas kendali di DPR AS usai memenangi pemilu.

Beberapa waktu lalu, Partai Republik sempat mengancam tidak akan meloloskan usulan kenaikan plafon utang AS.

Pada Jumat, Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyatakan bahwa menaikan plafon utang bukanlah negosiasi.

Dia berujar, Biden ingin berbicara dengan McCarthy dari Partai Republik tentang berbagai masalah saat Ketua DPR AS tersebut memulai masa jabatannya.

Baca juga: Cerita Pengantin Baru Tersiksa Harus Bayar Utang Resepsi Mewah atas Keinginan Orang Tua

Jean-Pierre berujar, menaikkan plafon utang merupakan kewajiban negara beserta para pemimpinnya untuk menghindari kekacauan ekonomi.

“Kongres selalu melakukannya, dan presiden mengharapkan mereka melakukan tugasnya sekali lagi. Itu tidak bisa dinegosiasikan,” ujar Jean-Pierre.

Sementara itu, McCarthy dalam twitnya mengindikasikan bahwa dia terbuka untuk menaikkan plafon sebagai bagian dari pembicaraan tentang pemangkasan pengeluaran.

“Presiden Biden: Saya menerima undangan Anda untuk duduk dan membahas kenaikan plafon utang yang bertanggung jawab untuk mengatasi pengeluaran pemerintah yang tidak bertanggung jawab,” tulis McCarthy.

Baca juga: Anak Perusahaan Evergrande Gagal Bayar Utang, Harus Serahkan Jaminan Rp 16 Triliun

“Saya menantikan pertemuan kita,” sambung McCarthy.

Jean-Pierre mengatakan, pertemuan itu akan membahas beberapa topik ekonomi, termasuk rencana Biden untuk memotong defisit anggaran negara.

Rencana pengurangan defisit, ujar Jean-Pierre, adalah dengan membuat pengusaha kaya membayar pajak lebih banyak, bukannya memangkas pengeluaran untuk jaminan sosial.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperingatkan pada Kamis (19/1/2023) bahwa AS dapat memicu krisis keuangan global jika gagal membayar utang.

Baca juga: Rusia Gagal Bayar Utang Luar Negeri, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Dia menuturkan, gagal bayar dapat merongrong peran dollar AS sebagai mata uang internasional.

“Saya dengan hormat mendesak Kongres untuk segera bertindak untuk melindungi kepercayaan dan penghargaan penuh AS,” tulisnya dalam surat kepada pimpinan Kongres, Kamis.

Perdebatan seputar pengeluaran dan kenaikan plafon utang AS berkembang semakin kontroversial dalam beberapa tahun terakhir.

Di satu sisi, Kongres AS telah bertindak sebanyak 78 kali, baik secara permanen atau sementara, menangani plafon utang sejak 1960.

Baca juga: Rusia Gagal Bayar Utang Luar Negeri, Bangkrut Juga seperti Sri Lanka?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com