Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Properti China, Evergrande Janji Lunasi Utang pada 2023

Kompas.com - 03/01/2023, 18:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Evergrande berjanji melunasi utangnya tahun ini. Raksasa properti China itu dilanda krisis setelah Beijing menerapkan tindakan keras terhadap pinjaman berlebihan di sektor real estat.

Dalam e-mail yang dilihat oleh AFP, ketua Evergrande yaitu Hui Ka Yan mengatakan kepada staf, "2023 adalah tahun kunci bagi Evergrande untuk memenuhi tanggung jawab perusahaannya dan melakukan segala daya guna memastikan penyelesaian proyek konstruksi".

"Selama semua orang di Evergrande bekerja sama, tidak pernah menyerah, (dan) bekerja keras... kami pasti akan dapat menyelesaikan tugas menjamin pengiriman, membayar semua jenis utang, dan menyelesaikan risiko," tulis Hui.

Baca juga: Krisis Evergrande: Awal Mula Petaka, Utang Rp 4 Kuadriliun, dan Ruginya Ribuan Orang

Evergrande tahun lalu melanjutkan pekerjaan di 732 lokasi konstruksi dan menyelesaikan 301.000 unit rumah untuk pembeli, lanjut pesan itu.

"(Para pegawai) mengalami tekanan fisik dan mental yang berat, serta mengatasi banyak kesulitan untuk mewujudkan hal yang mustahil," tulis Hui.

Evergrande bergegas melepas aset dalam beberapa bulan terakhir dan terlibat dalam pembicaraan restrukturisasi setelah terlilit utang sekitar 300 miliar dollar AS (Rp 4,68 kuadriliun).

Perusahaan tersebut menjadi simbol krisis properti China yang meluas. Sektor itu menyumbang sekitar seperempat dari produk domestik bruto China.

Baca juga:

Para pengembang besar termasuk Evergrande gagal menyelesaikan proyek perumahan, memicu protes dan boikot hipotek dari pembeli rumah.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang lebih kecil gagal membayar pinjaman atau mengalami masalah mendapatkan uang tunai sejak Pemerintah China lebih ketat membatasi pinjaman pada 2020.

Pada November 2022, dokumen resmi menunjukkan Evergrande menjual tanah yang dialokasikan untuk kantor pusatnya di pusat teknologi Shenzhen seharga 1 miliar dollar AS (Rp 15,61 triliun).

Pada bulan yang sama, regulator perbankan serta bank sentral China mengeluarkan sejumlah aturan baru agar industri real estat berkembang stabil dan sehat.

Aturan-aturan ini termasuk dukungan kredit untuk utang pengembang, dukungan keuangan guna memastikan proyek selesai, dan bantuan pembayaran pinjaman yang ditangguhkan untuk pembeli rumah.

Baca juga: Dampak Krisis Evergrande di Dunia Sudah Terasa, Swedia Kena Duluan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com