Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Gagal Bayar Utang Luar Negeri, Bangkrut Juga seperti Sri Lanka?

Kompas.com - 28/06/2022, 10:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Untuk kali pertama dalam satu abad Rusia gagal bayar utang luar negeri (default), sebagai dampak dari sanksi atas invasi ke Ukraina.

Pada Senin (27/6/2022), sebanyak dua pembayaran utang Rusia diblokir dan tidak sampai ke kreditur.

Sanksi ekonomi Barat sebagian besar memutus negara itu dari sistem keuangan internasional, sehingga sulit bagi Rusia untuk membayar utangnya.

Baca juga: Ada Apa dengan Sri Lanka: Kenapa Bangkrut dan Penyebab Gagal Bayar Utang

Lalu, apakah nasib Rusia akan seperti Sri Lanka bangkrut karena juga gagal membayar utang?

Seperti diketahui, Sri Lanka menderita krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaannya dari Inggris pada 1948.

Krisis Sri Lanka bangkrut terjadi setelah gagal bayar utang luar negeri 51 miliar dollar AS (Rp 757,5 triliun) pada April. Negara itu kini sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk bailout (bantuan keuangan guna menyelamatkan dari kebangkrutan) yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Dampak dari Sri Lanka krisis adalah kelangkaan bahan-bahan pokok termasuk BBM hingga pemadaman listrik berkepanjangan.

Kremlin bantah Rusia gagal bayar utang

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.MAXIM SHEMETOV / POOL / AFP Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Otoritas Rusia bersikeras mereka memiliki dana untuk membayar utang negara itu, dengan menyebut kesulitan tersebut sebagai lelucon dan menuduh Barat sengaja berusaha membuat Rusia gagal bayar utang.

"Tidak ada alasan untuk menyebut situasi ini sebagai default," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan dikutip dari AFP, setelah batas waktu pembayaran utama berakhir pada Minggu (26/6/2022).

"Klaim tentang default ini benar-benar salah," lanjutnya seraya menambahkan bahwa Rusia sudah melunasi utangnya pada Mei.

AFP melaporkan, Rusia kehilangan jalan terakhir untuk membayar pinjaman mata uang asing setelah Amerika Serikat bulan lalu menghapus ketentuan yang memungkinkan investor AS menerima pembayaran dari Moskwa.

Masa tenggang 30 hari untuk pembayaran termasuk bunga sebesar 100 juta dollar AS (Rp 1,48 triliun) berakhir pada Minggu (26/6/2022) malam, dan sebagian besar harus dibayar dalam mata uang asing.

Baca juga:

Rusia sudah berusaha melakukan pembayaran, tetapi Kementerian Keuangan pada Senin (27/6/2022) mengatakan bahwa uang itu belum ditransfer ke kreditur.

Sistem dan kliring internasional menerima dana secara penuh di muka, tetapi pembayaran tidak ditransfer ke penerima akhir karena tindakan pihak ketiga," ungkap Kemenkeu Rusia.

"Tindakan perantara keuangan asing berada di luar kendali kementerian keuangan Rusia," tambahnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com