BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas siber China telah mengumumkan tindakan keras sensor internet untuk memastikan tidak ada sentimen negatif yang disebabkan rumor pandemi Covid-19 selama festival tahun baru Imlek.
Dilansir dari Guardian, China melakukan langkah itu setelah prediksi kesehatan Airfinity memperkirakan lebih dari 600.000 orang kemungkinan telah meninggal sejak pembatasan nol-Covid dicabut pada bulan Desember.
Angka ini 10 kali lebih banyak dari yang diumumkan secara resmi oleh otoritas China.
Baca juga: Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr Tak Bisa Tidur Memikirkan Laut China Selatan
Selama sebulan, China akan menargetkan mereka yang menyebarkan apa yang oleh pihak berwenang dianggap sebagai rumor tentang penyebaran Covid dan pengalaman pasien.
Administrasi siber nasional menetapkan perbaikan mendalam informasi palsu dan masalah lain untuk mencegah sentimen suram negatif.
Mereka juga secara khusus mengutip investigasi dan hukuman terkait dengan kabar palsu terkait Covid-19 dan pengalaman pasien
China berupaya mencegah informasi yang menyesatkan publik dan menyebabkan kepanikan sosial.
Di dunia maya, media sosial China dibanjiri dengan kisah-kisah pribadi orang-orang yang tertular Covid, berjuang untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan kesehatan, dan kehilangan kerabat lanjut usia karena penyakit tersebut.
Pengalaman pribadi banyak orang ini seolah bertolak belakang dengan narasi resmi bahwa wabah telah terkendali.
Baca juga: Wakil PM: China Kembali Normal Setelah Cabut Pembatasan Covid-19
Pekan lalu, pejabat kesehatan mengumumkan jumlah kematian yang diperbarui hampir 60.000 orang.
Angka tersebut hanya mencakup mereka yang meninggal di rumah sakit.
Sebelumnya, pemerintah hanya melaporkan sekitar 5.000 kematian akibat Covid-19 sejak pandemi dimulai, termasuk hanya beberapa lusin sejak kebijakan nol Covid ditinggalkan pada awal Desember 2022.
Itu bertentangan dengan laporan kematian yang tersebar luas, dengan beberapa kota besar melaporkan tingkat infeksi hingga 90 persen dari populasi.
Baca juga: Kapal China Aktif di Laut Natuna Utara, Indonesia Kirim Kapal Perang
Pemerintah Partai Komunis yang berkuasa sangat peka terhadap kritik asing atas tanggapannya terhadap Covid-19 dan tuduhan tidak transparan dengan data.
Peringatan dini tentang wabah tersebut oleh dokter China Li Wenliang pada awalnya diabaikan dan dianggap sebagai rumor.
Laporan yang lebih baru tentang wabah massal setelah pencabutan pembatasan dicap sebagai isu belaka di media pemerintah.
Pejabat kesehatan mengeklaim gelombang infeksi saat ini telah mencapai puncaknya.
Baca juga: India Diprediksi Salip China sebagai Negara Terpadat di Dunia
Sebelumnya, Airfinity juga mengatakan pemodelan baru mereka telah meningkatkan perkiraan jumlah kasus dan kematian di China.
Dikatakan jumlah kematian sejak Desember sekarang diperkirakan mencapai 608.000, naik dari perkiraan sebelumnya 437.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.