Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 18/01/2023, 13:38 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.comIndia diprediksi akan menyalip China sebagai negara terpadat di dunia pada tahun ini. Saat ini, India masih menempati peringkat kedua.

Prediksi tersebut disampaikan PBB meski pertumbuhan populasi di India mengalami perlambatan, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (18/1/2023).

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, populasi China sendiri mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam 60 tahun terakhir.

Baca juga: Penyebab Populasi China Turun untuk Kali Pertama Setelah 60 Tahun

Hingga akhir 2022, populasi China adalah 1,41175 miliar jiwa. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan tahun 2021 yakni 1,41260 miliar jiwa.

Ini berarti, populasi di China menurun sekitar 850.000 jiwa.

Sementara itu, populasi di India pada 2022 diperkirakan mencapai 1,38 miliar jiwa. “Negeri Anak Benua” diprediksi akan menyalip “Negeri Panda” sebagai negara terpadat di dunia.

Baca juga: Populasi China Turun Hingga 850.000 Jiwa, Pertama Kali Setelah 60 Tahun

Sekitar 27,3 persen populasi di India berusia antara 13 hingga 19 tahun. Ini menjadikan India sebagai salah satu negara dengan penduduk termuda di dunia.

Uttar Pradesh menjadi negara bagian terpadat di dunia dengan perkiraan populasi 230 juta jiwa, sebagaimana dilansir Reuters.

Sedangkan Lakshadweep menjadi negara bagian yang paling sedikit penduduknya dengan 68.000 jiwa.

Baca juga: Populasi China Turun untuk Kali Pertama dalam 60 Tahun

India menjadi salah satu dari delapan negara yang diprediksi berkontribusi atas lebih dari setengah proyeksi peningkatan populasi global hingga 2050.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan penduduk tahunan di India rata-rata 1,2 persen sejak 2011. Rata-rata perumbuhan ini turun bila dibandingkan 10 tahun sebelumnya yajni 1,7 persen.

Penggunaan metode keluarga berencana di India meningkat menjadi 66,67 persen pada periode 2019 hingga 2021. Kondisi ini naik bila dibandingkan 2015 hingga 2016 yakni 53,5 persen.

Baca juga: Transformasi Ekonomi China dan Implikasinya di Asia Pasifik

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+