Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Studi: Kota-kota Pesisir di Asia Tenggelam dengan Cepat, termasuk Jakarta

Kompas.com - 24/09/2022, 06:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

SINGAPURA, KOMPAS.com – Hasil studi terbaru menunjukkan kota-kota pesisir yang luas di Asia Selatan dan Asia Tenggara lebih cepat daripada di tempat lain di dunia.

Hal ini membuat puluhan juta orang di kota-kota itu lebih rentan terhadap kenaikan permukaan laut.

Urbanisasi yang cepat telah membuat kota-kota ini menyedot air tanah secara besar-besaran untuk melayani populasi mereka yang berkembang, menurut hasil penelitian oleh Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca juga: Sidang Umum PBB: Fokus Utama Perang Ukraina dan Krisis Iklim

Diberitakan Kantor berita AFP pada Jumat (23/9/2022), penelitian tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Nature Sustainability pada pekan lalu.

"Ini menempatkan kota-kota yang mengalami penurunan tanah lokal dengan cepat pada risiko bahaya pesisir lebih besar daripada yang sudah ada karena kenaikan permukaan laut yang didorong oleh iklim," kata studi tersebut.

Termasuk Jakarta

Pusat kota terpadat dan pusat bisnis utama Vietnam, Kota Ho Chi Minh, turun rata-rata 16,2 milimeter (0,6 inci) setiap tahun.

Kota ini menjadi yang paling cepat tenggelam berdasarkan kajian data satelit dari 48 kota pesisir di seluruh dunia yang disurvei.

Kota pelabuhan Chittagong di Bangladesh selatan berada di urutan kedua dalam daftar itu.

Kota Ahmedabad di India barat, ibu kota Indonesia Jakarta, dan kota pusat komersial Myanmar Yangon, juga tenggelam lebih dari 20 milimeter pada tahun-tahun puncak.

Baca juga: Dunia Masuki Era Kritis, dari Krisis Iklim hingga Perang

"Banyak dari kota-kota pesisir yang cepat turun ini adalah kota-kota besar yang berkembang pesat, di mana tuntutan tinggi untuk ekstraksi air tanah dan pemuatan dari struktur bangunan yang dibangun dengan padat, berkontribusi pada penurunan tanah lokal," kata studi tersebut.

Kota-kota itu tenggelam bukan akibat perubahan iklim, tetapi tim peneliti mengatakan pekerjaan mereka akan memberi wawasan yang lebih baik tentang bagaimana fenomena tersebut akan "memperparah efek kenaikan rata-rata permukaan laut yang didorong oleh iklim".

Pada 2050, menurut Intergovernmental Panel on Climate Change atau Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB (IPCC), lebih dari satu miliar orang akan tinggal di kota-kota pesisir yang berisiko naik permukaan lautnya.

IPCC mengatakan bahwa permukaan laut global bisa naik hingga 60 sentimeter (24 inci) pada akhir abad ini bahkan jika emisi gas rumah kaca berkurang tajam.

Baca juga: Google Cegah Youtuber Penyangkal Krisis Iklim Hasilkan Uang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com