Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isi Laporan PBB tentang Pelanggaran HAM China terhadap Uighur di Xinjiang

Kompas.com - 04/09/2022, 12:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Laporan PBB yang merinci pelanggaran HAM serius oleh China di Xinjiang menemukan kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan, tetapi bukan genosida.

Genosida sendiri merupakan bentuk kejahatan yang sulit dibuktikan dalam hukum internasional

Kejahatan genosida tidak hanya mencakup tindakan membasmi kelompok tertentu, tetapi juga niat yang terbukti.

Baca juga: 9 Contoh Genosida di Dunia dan Dugaan Kasusnya

Nikita White dari Amnesty International Australia mengatakan kepada kantor berita AFP, kesimpulan laporan PBB itu sangat kuat dan serius.

Namun, "untuk menuduh genosida, PBB perlu membuktikan niatnya. Dan itu sulit... ketika akses ke Xinjiang dibatasi".

Informasi yang tersedia

Para pegiat HAM sejak lama menuduh China melakukan serangkaian pelanggaran di wilayah barat jauh itu, termasuk menahan lebih dari satu juta orang Uighur dan Muslim lainnya serta mensterilkan wanita secara paksa.

Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya juga secara terbuka menuduh China melakukan genosida terhadap minoritas Xinjiang.

Ada harapan bahwa temuan PBB akan memberikan kredibilitas tambahan untuk tuduhan semacam itu, tetapi ditolak keras oleh Beijing.

Laporan PBB yang sudah lama dinanti perilisannya ini mendokumentasikan serangkaian pelanggaran, menemukan bahwa tuduhan penyiksaan dapat dipercaya, ada perawatan medis paksa, dan sebagian besar populasi Muslim ditempatkan melalui usat Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (VETC).

Tingkat penahanan sewenang-wenang dan diskriminatif "mungkin merupakan kejahatan internasional, khususnya, kejahatan terhadap kemanusiaan", katanya.

Kejahatan terhadap kemanusiaan berada di tingkat yang sama dengan genosida dan kejahatan perang sebagai kejahatan kekejaman dalam hukum internasional.

Akan tetapi, laporan itu tidak menyebutkan kata genosida dan langsung ditanggapi Beijing.

"Bahkan laporan ilegal tanpa kredit ini tidak berani membesar-besarkan apa yang disebut kekeliruan genosida," ujar Kementerian Luar Negeri China.

Baca juga: Perbedaan Genosida dengan Kejahatan Kemanusiaan dan Kejahatan Perang

Massa aksi mengangkat spanduk saat demonstrasi terkait kasus penindasan etnis Uighur di depan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) China, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019). Mereka membawa spanduk-spanduk berisi desakan terhadap pemerintah China.KOMPAS.com/M ZAENUDDIN Massa aksi mengangkat spanduk saat demonstrasi terkait kasus penindasan etnis Uighur di depan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) China, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019). Mereka membawa spanduk-spanduk berisi desakan terhadap pemerintah China.
Juru bicara kantor HAM PBB Ravina Shamdasani menekankan, "Kami tidak membuat penilaian sendiri tentang masalah khusus itu".

"Informasi yang tersedia dinilai menurut standar kami tidak memungkinkan kami untuk melakukannya saat ini," terangnya kepada AFP.

Halaman:

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com