WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pendiri sekaligus mantan CEO Twitter Jack Dorsey mengaku penyesalan terbesarnya adalah Twitter menjadi perusahaan.
Hal tersebut disampaikan Dorsey melalui twit-nya pada Kamis (25/8/2022), sebagaimana dilansir Reuters.
Twit Dorsey tersebut merupakan tanggapan mengenai pertanyaan mengenai apakah Twitter menjadi seperti yang dia bayangkan.
Baca juga: Twitter Hapus Video Pemerkosaan yang Diposting Politikus Top Italia
“Masalah terbesar dan penyesalan terbesar saya adalah itu (Twitter) menjadi sebuah perusahaan,” twit Dorsey.
Sebelumnya, pemilik Tesla Elon Musk setuju mengakuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar AS. Dorsey akan menerima 978 juta dollar AS jika proses akuisisi Twitter selesai.
The biggest issue and my biggest regret is that it became a company.
— jack (@jack) August 25, 2022
Namun di tengah jalan, Musk berencana membatalkan akuisisi tersebut dengan alasan kekhawatiran atas jumlah akun spam di platform media sosial.
Sejauh ini, Twitter telah menggugat Musk karena mencoba membatalkan akuisisi Twitter.
Baca juga: Kasus Wanita Saudi yang Dihukum 34 Tahun karena Cuitan Twitter
Ketika ditanya tentang struktur apa yang dia inginkan agar Twitter akan beroperasi, Dorsey menjawab bahwa itu harus menjadi “protokol”.
Dia menambahkan, Twitter tidak boleh dimiliki oleh negara atau perusahaan lain.
Jika menjadi protokol, Twitter akan beroperasi seperti email, yang tidak dikendalikan oleh satu entitas terpusat.
Selain itu, orang yang menggunakan penyedia layanan email yang berbeda dapat berkomunikasi satu sama lain.
Baca juga: Nasib Wanita Arab Saudi Dijatuhi Hukuman Penjara 34 Tahun karena Gunakan Twitter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.