Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bandang Melanda Kentucky AS, Pemerintah Umumkan Status Darurat Bencana

Kompas.com - 30/07/2022, 18:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

FRANKFORT, KOMPAS.com - Sedikitnya 16 orang dipastikan tewas setelah banjir bandang melanda Kentucky timur, menurut pihak berwenang, yang memperingatkan bahwa jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat saat tim SAR mencari orang hilang dari komunitas yang hanyut oleh air.

"Berita sulitnya adalah 16 kematian yang dikonfirmasi sekarang, dan korban itu akan menjadi jauh lebih tinggi," kata Gubernur Kentucky Andy Beshear saat briefing Jumat (29/7/2022) pagi sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Baca juga: Gelombang Panas di Xinjiang Berisiko Timbulkan Banjir dan Rusak Pertanian

Beshear mengatakan korban tewas termasuk pria dan wanita lanjut usia, dan dua anak.

“Ini belum berakhir. Saat kami melakukan pencarian dan penyelamatan, masih ada bahaya nyata di luar sana. Air belum mencapai puncak di beberapa daerah dan belum akan (sampai puncaknya) sampai besok,” katanya kepada wartawan.

Air banjir yang kuat menelan kota-kota yang dilalui anak sungai dan sungai besar di lembah dan cekungan di wilayah Appalachia Amerika Serikat.

Alhasil banjir bandang menerjang rumah dan bisnis, menyeret kendaraan menjadi tumpukan yang tidak berguna dan menghancurkan peralatan dan puing-puing yang terseret ke jembatan.

Tanah longsor membuat orang terdampar di lereng curam dan puluhan ribu pelanggan listrik mengalami pemadaman pada Jumat (29/7/2022) sore.

“Semua orang di luar sana ketakutan. Mereka tidak bisa menghubungi salah satu kerabat mereka. Ponsel mati di banyak wilayah ini,” kata Beshear. “Kami akan mencoba menghubungkan sebanyak mungkin orang.

Baca juga: 304 Korban Tewas dan 9.000 Rumah Hancur Akibat Hujan Monsun dan Banjir di Pakistan

Banjir bandang tersebut dihasilkan dari hujan "epik" yang menumpahkan curah hujan 25 cm (10 inci) di daerah itu dalam 24 jam, kata William Haneberg, seorang profesor ilmu lingkungan dan direktur Kentucky Geological Survey.

Menurutnya, daerah lereng bukit yang curam dan lembah yang sempit membuatnya rentan terhadap banjir. Tetapi, meningkatnya frekuensi dan tingkat keparahan banjir akibat hujan di Appalachia merupakan gejala perubahan iklim.

Peristiwa banjir "akan menjadi lebih ekstrem dan sering, tetapi sulit untuk memprediksi seberapa ekstrem dan seberapa sering mereka akan terjadi di masa depan," katanya kepada kantor berita Reuters.

Pemandangan udara dari rumah-rumah yang terendam air banjir dari North Fork of the Kentucky River di Jackson, Kentucky, pada 28 Juli 2022.AFP PHOTO/LEANDRO LOZADA Pemandangan udara dari rumah-rumah yang terendam air banjir dari North Fork of the Kentucky River di Jackson, Kentucky, pada 28 Juli 2022.

Kehilangan segalanya

Tim pencarian dan penyelamatan di Kentucky telah menyelamatkan sedikitnya 294 orang, dengan lebih dari 100 diterbangkan dari daerah yang terkena dampak oleh Garda Nasional, kata Beshear.

Dia juga mengatakan sebagian dari setidaknya 28 jalan negara bagian di Kentucky diblokir karena banjir atau tanah longsor.

Baca juga: Banjir Kecaman Serangan Rudal Rusia ke Pelabuhan Odessa Ukraina

Rachel Patton mengatakan air banjir memenuhi rumahnya di Floyd County begitu cepat sehingga ibunya, yang menggunakan oksigen, harus dievakuasi melalui pintu yang mengapung di atas air yang tinggi. Suara Patton tersendat saat dia menggambarkan pelarian mereka yang mengerikan.

“Kami harus berenang keluar dan cuacanya dingin. Itu di atas kepala saya jadi itu menakutkan,” katanya kepada WCHS TV.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com