COLOMBO, KOMPAS.com - Sri Lanka bangkrut dan membawa penderitaan bagi warganya, termasuk dalam hal mendapatkan bahan bakar minyak (BBM).
Warga Sri Lanka kini terpaksa harus mengantre untuk bisa mendapatkan BBM karena pasokannya langka.
Seorang warga bernama Ajeewan Sadasivam bahkan mengaku sampai harus tidur selama 2 hari di mobil untuk bisa memperoleh bensin.
Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, IMF Minta 2 Hal Ini untuk Keluar dari Krisis
"Saya sudah mengantre selama dua hari," ujarnya, sambil menunggu dengan sabar di luar sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di ibu kota Sri Lanka, Colombo, Jumat (1/7/2022).
Sebagai sopir taksi, bahan bakar adalah segalanya bagi Sadasivam.
Sayangnya, Sri Lanka tak mendapat pasokan BBM terbaru.
Sadasivam lalu memperlihatkan pengukur bahan bakar di dasbornya, panah mengarah ke tulisan kosong.
"Saya sudah tidur di mobil ini. Kadang-kadang saya pergi dan mengambil makanan, lalu saya kembali dan menunggu. Saya belum mandi berhari-hari," ujar dia.
Sadasivam mengaku tak punya pilihan selain menunggu.
"Saya harus menjaga keluarga saya, istri dan dua anak saya... Hanya jika ada bahan bakar, saya bisa mulai menjalankan taksi saya dan mencari nafkah," ungkap dia.
Lantaran tidak adanya kiriman BBM dari luar negeri, yang biasanya tiba setidaknya dalam dua minggu, pasokan bensin dikirim ke ibu kota dari beberapa daerah yang masih ada cadangan. Tetapi persediaannya kini menipis.
Baca juga: Rusia Gagal Bayar Utang Luar Negeri, Bangkrut Juga seperti Sri Lanka?
Sadasivam berharap kapal tanker akan segera tiba.
Ketika tatapan matanya mengarah ke pompa bensin, beberapa anggota militer Sri Lanka berjalan mondar-mandir, menjaga SPBU yang melompong.
"Mereka mengatakan kepada saya bahwa kapal tanker yang membawa bahan bakar itu tiba malam ini," ungkap Sadasivam mencoba sedikit optimis.
"Saya harus menunggu, meskipun perlu waktu berminggu-minggu. Saya tidak bisa pergi ke lokasi antrean lainnya. Itu sama-sekali tidak praktis," kisah dia.