Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 hingga 200 Tentara Ukraina Terbunuh Setiap Hari di Medan Perang

Kompas.com - 10/06/2022, 11:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

KYIV, KOMPAS.com – Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhaylo Podolyak, mengatakan kepada BBC bahwa sekitar 100 hingga 200 tentara Ukraina terbunuh di garis depan setiap harinya.

Podolyak menuturkan, Ukraina membutuhkan ratusan artileri Barat untuk menyeimbangkan kedudukannya dengan Rusia di wilayah Donbass.

Dia juga mengatakan bahwa Kyiv tidak siap untuk melanjutkan pembicaraan damai dengan Moskwa, sebagaimana dilansir BBC, Kams (9/6/2022).

Baca juga: Rangkuman Hari ke-106 Serangan Rusia ke Ukraina, Pertempuran Sievierodonetsk Tentukan Nasib Donbass, Rusia Dituduh Curi Gandum

Pasukan Rusia telah melemparkan hampir semua hal non-nuklir ke garis depan dan itu termasuk artileri berat, roket, dan bombardir udara,” kata Podolyak.

Podolyak menuturkan, kurang seimbangnya tentara Rusia dan Ukraina adalah alasan mengapa Kyiv menderita banyak korban jiwa.

“Tuntutan kami untuk artileri bukan hanya semacam keinginan, tetapi kebutuhan objektif ketika datang ke situasi di medan perang,” tutur Podolyak.

Dia menambahkan, Ukraina membutuhkan 150 hingga 300 sistem peluncuran roket untuk menandingi Rusia.

Baca juga: Dubes Ukraina Sebut Rusia Tak Mampu Bernegosiasi

Podolyak juga mengatakan, pembicaraan damai hanya dapat dilanjutkan jika Rusia menyerahkan wilayah yang telah didudukinya sejak invasi pada 24 Februari.

Prediksi Podolyak bahwa 100 hingga 200 tentara Ukraina tewas setiap hari lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Pada Kamis, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov berujar bahwa Ukraina kehilangan 100 tentara per hari, dan 500 lainnya terluka.

Perbedaan angka korban merupakan tanda betapa sulitnya mendapatkan informasi yang akurat dari medan perang.

Terlepas dari kerugian besar, Reznikov mengeklaim bahwa sejumlah besar tentara Rusia juga terbunuh.

Baca juga: Pertempuran di Kota Severodonetsk Jadi Penentu Nasib Ukraina Timur

“Kremlin terus menekan, tersandung, menghadapi perlawanan keras, dan menderita banyak korban,” kata Reznikov.

Kendati demikian, lanjut Reznikov, tentara Rusia masih memiliki kekuatan untuk maju di beberapa wilayah di garis depan.

Sementara itu, Gubernur Luhansk Sergei Gaidai mengatakan, pasukan Rusia sedang sekarat. Namun, dia juga mengakui bahwa Ukraina menghadapi kesulitan karena kurangnya artileri.

Pasukan Rusia telah memusatkan serangan mereka di Kota Severodonetsk.

Pada Rabu (9/6/2022), Zelensky menegaskan bahwa nasib Donbass sedang diputuskan di Kota Severodonetsk.

Baca juga: Ukraina Terkini: Artileri Baru dari Barat Tiba, Pasukan di Selatan Yakin Bisa Kembali Rebut Wilayah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com