JAKARTA, KOMPAS.com – Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengatakan, negosiasi akan segera dimulai setelah Rusia kalah perang di Ukraina.
Dalam jumpa pers secara daring pada Rabu (8/6/2022), Hamianin mengatakan bahwa Ukraina telah menginginkan negosiasi dengan Rusia sejak perang dimulai.
Namun, dia menuturkan, perang yang telah berlarut-larut selama lebih dari 100 hari adalah bukti bahwa Rusia tidak mampu bernegosiasi.
Baca juga: Ukraina Terkini: Artileri Baru dari Barat Tiba, Pasukan di Selatan Yakin Bisa Kembali Rebut Wilayah
“Dalam 104 hari, Rusia tidak satu hari pun berhenti membombardir kota-kota kami, tak berhenti membunuh warga sipil kami. Saya tidak ragu bahwa Rusia tidak mampu bernegosiasi,” kata Hamianin.
“Negosiasi akan langsung dimulai setelah Rusia kalah dalam perang ini,” sambung Hamianin.
Dia menambahkan, ada dua opsi perang di Ukraina akan berakhir.
Pertama, Pemerintah Rusia menarik seluruh pasukannya dari Ukraina. Kedua, Rusia akan kalah oleh pasukan Ukraina.
“Jika sebuah negara menyerang negara lain dan tidak mampu membicarakan perdamaian, maka sayangnya, itu (perang) akan berlangsung lebih lama,” ujar Hamianin.
“Itu (perang) akan menyebabkan lebih banyak kerusakan pada Ukraina dan dunia dalam hal keamanan nuklir, ketahanan energi, dan ketahanan pangan,” lanjut Hamianin.
Pada akhir Mei, Perancis dan Jerman mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan negosiasi langsung yang serius dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Desakan itu disampaikan Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz kepada Putin guna mencapai solusi diplomatik untuk perang di Ukraina.
Baca juga: Ukraina Sebut Lukashenko Minion-nya Putin, Ogah Ekspor Gandum Lewat Belarus
Kantor Kanselir Jeman mengatakan, Macron dan Scholz mendesak Putin selama panggilan telepon antara ketiga pemimpin tersebut.
Macron dan Scholz juga mendesak gencatan senjata secepatnya dan penarikan pasukan Rusia, kata Kantor Kanselir Jeman.
Sedangkan menurut Kremlin, Putin mengatakan kepada Macron dan Scholz bahwa meningkatkan peralatan militer ke Ukraina justru semakin memenaskan konflik.
Kremlin menambahkan, Rusia terbuka untuk melanjutkan negosiasi dengan Kyiv, sebagaimana dilansir Fox News.
Baca juga: Dituding Jadi Penyebab Krisis Pangan Global, Rusia Bahas Koridor Pangan dari Ukraina dengan Turki
Sementara itu, Zelensky mengatakan, dia hanya ingin bertemu Putin untuk membahas bagaimana mengakhiri perang.
Hal itu Zelensky sampaikan melalui video kepada audiens di Forum Ekonomi Dunia di Davos.
"Presiden Federasi Rusia yang memutuskan semuanya," kata Zelensky melalui penerjemah. "Jika kita berbicara tentang mengakhiri perang ini tanpa dia secara pribadi, keputusan itu tidak dapat diambil," ujarnya dikutip dari Reuters.
Baca juga: Dubes Ukraina Syok Dengar Pernyataan Edy soal Invasi Rusia ke Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.