Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Saidiman Ahmad
Peneliti Politik dan Kebijakan Publik

Peneliti Politik dan Kebijakan Publik Saiful Mujani Research and Consulting; Alumnus Crawford School of Public Policy, Australian National University.

Bhinneka Tunggal Ika di Amerika Serikat

Kompas.com - 10/06/2022, 09:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di California, Amerika Serikat, kebencian bisa menjadi perkara hukum. Dalam undang-undang hukum pidana mereka, terdapat satu jenis kejahatan yang disebut hate crime.

"Hate crimes are not only illegal under state and federal laws, they also violate human rights as defined by international community" (2019 Hate Crime Report, p. 5).

Hate crimes ini muncul dalam bentuk umbar kebencian disertai ancaman pada seseorang berdasarkan prasangka etnis, agama, asal kebangsaan, disabilitas, gender, juga orientasi seksual.

Laporan yang dikumpulkan Los Angeles County Commission on Human Relation menunjukkan bahwa di kota Los Angeles saja terdapat 524 kasus hate crimes sepanjang tahun 2019, tahun sebelumnya 523 kasus. Ini adalah angka tertinggi sejak 2009.

Tiga kelompok masyarakat yang menjadi target kebencian terbesar adalah warga kulit hitam (125 kasus), LGBT (101 kasus), dan Yahudi (93 kasus).

Yascha Mounk (2022) menyebut bahwa keberagaman (diversity) masih menjadi persoalan di banyak negara, termasuk negara-negara demokratis. Identitas membuat warga berkelompok dan membangun prasangka dan kebencian satu sama lain.

Dan yang menarik adalah bahwa masyarakat semakin beragam. Negara-negara yang sebelumnya relatif homogen seperti Swedia juga semakin heterogen.

Gereja

Di depan sebuah katedral di Washington DC, terdapat patung seorang pria bersimpuh di jalan dengan tangan menengadah.

Patung seorang pria bersimpuh di jalan dengan tangan menengadah di AS.Saidiman Ahmad Patung seorang pria bersimpuh di jalan dengan tangan menengadah di AS.
Pada tangan yang menengadah itu, terdapat luka bekas koyakan paku. Kedua tangannya, juga kakinya, terkoyak paku.

Patung itu seperti gambaran dua sosok. Pertama tentang Yesus yang dipaku pada tiang salib. Kedua tentang seorang pengemis yang bersimpuh meminta uluran tangan.

Yesus dan pengemis ada dalam satu tubuh. Yesus ada bersama mereka yang lemah.

Beberapa langkah dari patung itu, sebuah spanduk terbentang. Di sana tertulis "Made in God's image. Pray and work to end of racism."

Patung pengemis dengan luka tusuk di telapak tangannya yang menengadah juga ada di pelataran sebuah gereja di samping Universitas Pennsylvania (Upenn).

Nampaknya cukup banyak gereja dengan patung dan pesan serupa.

Di hampir semua gereja besar atau katedral di beberapa kota Amerika Serikat, ada pesan-pesan anti-diskriminasi yang terpampang di sekitarnya, bahkan halaman depannya.

Sebuah banner bercorak pelangi terpasang di halaman National City Christian Church bertulis "Love is love."

Di tempat lain, sebuah mural dengan pesan "God's doors are open to all" terpampang menghadap jalan besar. Sementara tulisan "Black lives matters" ada di banyak tempat.

Sepintas terlihat gereja-gereja ini demikian bersemangat ikut ambil bagian dalam kampanye anti-diskriminasi. Mengapa?

Jawaban pertama yang terpikir adalah bahwa gereja memang memiliki sejarah panjang terlibat dalam aksi-aksi sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com