Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji 14 Bulan Tak Dibayarkan, WNI di Arab Saudi Butuh Bantuan Presiden Jokowi

Kompas.com - 20/05/2022, 18:33 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

RIYADH, KOMPAS.com - Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) di Kota Riyadh, Arab Saudi, Sarindo Pakpahan, 55, membutuhkan bantuan dari Pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk menyelesaikan persoalan tunggakan gaji dan pesangon yang sedang dia hadapi di sana.

Sarindo sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan swasta lokal di Riyadh yang bergerak di bidang jasa Aircraft Ground Handling. Dia bekerja di perusahaan itu sejak 30 September 2012.

Di tengah jalan, perusahan tempatnya bekerja ternyata mengalami masalah. Hal itu membuat beberapa karyawan, termasuk Sarindo terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) per 1 Mei 2019.

Baca juga: Kisah Sarindo, Pekerja Indonesia yang Tak Bisa Pulang dari Arab Saudi Setelah Kena PHK, Berharap Bantuan Pemerintah RI

Sarindo menyesalkan setelah di-PHK, dia tak mendapatkan hak berupa gaji selama 14 bulan dan pesangon.

“Saya sekarang berharap persoalan saya dapat didengar oleh Presiden Jokowi dan berharap beliau bisa menolong saya untuk mendapatkan hak-hak saya,” jelas Sarindo kepada Kompas.com, Jumat (20/5/2022).

Dia mengatakan hal itu karena selama ini telah mencoba berulang kali meminta bantuan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh, tetapi belum juga membuahkan hasil.

Dia merasa dari 24 Juli 2019 sampai sekarang atau sudah hampir tiga tahun, tidak ada respons yang berarti terhadap permintaan perlindungan hukumnya dari KBRI.

Di mana, kata dia, KBRI Riyadh hanya menyarankannya untuk pulang saja ke Indonesia dan melimpahkan kasusnya kepada mereka.

Baca juga: Raja Salman dari Arab Saudi Dirawat di Rumah Sakit

Sarindo juga telah beberapa kali berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI untuk meminta pertolongan, namun hasilnya tidak jauh berbeda.

Tanpa pembayaran gaji 14 bulan dan pesangon, dia mengaku tak bisa membayar tanggungan rumah yang telah ditempatinya selama ini di Riyadh.

Sarindo tidak bisa meninggalkan kewajibannya tersebut begitu saja karena bisa berhadapan dengan masalah hukum di sana.

Sarindo juga belum bisa membayar hutang kepada tetangganya, termasuk membayar tagihan kartu kredit yang dia yakini tidak akan mengalami kendala ketika masih bekerja di perusahaanya dulu.

Sarindo juga khawatir bakal kesulitan melanjutkan hidup di Tanah Air apabila harus pulang ke Indonesia tanpa menerima gaji dan pesangon tersebut.

Karena mengalami masalah ini, kuliah anak-anak Sarindo yang kini berada di Indonesia pada akhirnya harus ditanggung juga oleh keluarga besarnya.

Sarindo, 55, bersama isri tengah menyiapkan bawang goreng yang bisa dijual ke rumah makan Indonesia di Riyadh, Arab Saudi, Jumat (28/1/2022). Sarindo adalah pekerja migran Indonesia di Arab Saudi yang tak kuasa pulang ke Tanah Air setelah kena PHK dari sebuah perusahaan swasta lokal di Riyadh. Dia tengah membutuhkan bantuan pemerintah Indonesia untuk mendesak bekas perushaannya menunaikan kewajiban membayar gaji 14 bulan dan pesangon kepada dirinya.Sarindo Sarindo, 55, bersama isri tengah menyiapkan bawang goreng yang bisa dijual ke rumah makan Indonesia di Riyadh, Arab Saudi, Jumat (28/1/2022). Sarindo adalah pekerja migran Indonesia di Arab Saudi yang tak kuasa pulang ke Tanah Air setelah kena PHK dari sebuah perusahaan swasta lokal di Riyadh. Dia tengah membutuhkan bantuan pemerintah Indonesia untuk mendesak bekas perushaannya menunaikan kewajiban membayar gaji 14 bulan dan pesangon kepada dirinya.

Baca juga: UAS Ditolak Masuk Singapura, Ini Hikmahnya bagi Penceramah dan Pemerintah Indonesia

Untuk bisa bertahan hidup di Arab Saudi, Sarindo dan istri sekarang membuat bawang goreng untuk dijual ke sebuah rumah makan di sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com