Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Ancaman China, Taiwan Rilis Buku Panduan Perang untuk Warganya

Kompas.com - 13/04/2022, 12:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com – Untuk kali pertama, Taiwan merilis buku pegangan perang bagi warganya tentang bagaimana cara bertindak jika terjadi serangan.

Buku pegangan perang tersebut dirilis Taipei karena invasi Rusia ke Ukraina menimbulkan kekhawatiran akan serangan China di Taiwan.

Dilansir The Japan Times, buku pegangan perang tersebut dirilis oleh Kementerian Pertahanan Taiwan pada Selasa (12/4/2022).

Baca juga: Taiwan Hidup Berdampingan dengan Covid-19, Tinggalkan Strategi Nol Covid

Buku tersebut juga memuat kode QR untuk menemukan tempat perlindungan serangan udara, daftar barang untuk ditimbun untuk masa perang, dan informasi mobilisasi untuk cadangan militer.

Direktur Divisi Material Badan Mobilisasi Pertahanan Semesta Liu Tai-yi mengatakan, buku pegangan perang tersebut mensimulasikan situasi masa perang dan memandu publik dalam berbagai skenario.

“Sehingga mereka dapat belajar untuk mengadopsi langkah-langkah respons yang diperlukan,” sambung Liu dalam sebuah briefing online.

Dokumen setebal 28 halaman tersedia secara online untuk diunduh, dan pemerintah daerah didorong untuk memperbaruinya dengan informasi lokal.

Baca juga: Muncul Kabar Ketua DPR AS akan Kunjungi Taiwan, China Langsung Marah

Pada Desember 2021, Pemerintahan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen meluncurkan badan mobilisasi untuk meningkatkan ketahanan terhadap ancaman keamanan nasional.

Badan mobilisasi tersebut diluncurkan ketika China meningkatkan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya ke Taiwan.

Tahun lalu, Beijing menggandakan pengerahan militernya ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan menjadi sekitar 950, menurut data resmi yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

China selalu menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang harus direbut kembali dengan paksa jika perlu.

Baca juga: AS Sepakat Perkuat Sistem Pertahanan Udara Taiwan, Nilainya Rp 1,3 Triliun

Di satu sisi, invasi Rusia ke Ukraina telah merusak kepercayaan bahwa kekuatan dunia akan mampu mencegah krisis serupa meletus di pulau itu.

Sebelumnya, muncul laporan bahwa Ketua DPR AS Nancy Pelosi dijadwalkan mengunjungi Taiwan sebagai bagian dari safarinya ke Asia.

Kabar tersebut memicu protes diplomatik dari Beijing. Kementerian Luar Negeri China mengatakan, kunjungan semacam itu akan disambut dengan langkah-langkah keras.

Kantor Pelosi menolak untuk mengatakan apakah dia berkunjung ke Taipei, dan safari ke Asia itu kemudian dibatalkan setelah Pelosi dinyatakan positif Covid-19.

Baca juga: Semikonduktor, “Senjata Rahasia yang Mungkin Bisa Buat Taiwan Tak Jadi Ukraina Berikutnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com