Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir USS Kitty Hawk, Kapal Induk yang Pernah Jadi Simbol Kekuatan Militer AS di Indo-Pasifik

Kompas.com - 16/03/2022, 14:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - USS Kapal Induk Kitty Hawk pernah menjadi simbol terbesar kekuatan militer Amerika Serikat (AS) di Indo-Pasifik, teruji dalam pertempuran Vietnam hingga ke Teluk Persia, dan selamat dari tabrakan dengan kapal selam Soviet.

Tapi masa kejayaan mantan USS Kitty Hawk telah berakhir. Supercarrier yang sudah pensiun itu sedang dalam perjalanan terakhirnya, 16.000 mil dari negara bagian Washington ke Texas, di mana ia akan dipotong-potong dan dijual untuk dijadikan barang bekas.

Baca juga: Jet Tempur F-35 Kecelakaan Saat Mendarat di Kapal Induk AS, 7 Pelaut Terluka

International Shipbreaking Limited dari Brownsville, Texas, membeli kapal itu tahun lalu dengan harga kurang dari satu dolar (Rp 14.310 kurs saat ini) dari Komando Sistem Laut Angkatan Laut AS, yang mengawasi pembuangan kapal perang yang sudah pensiun.

Kapal induk sepanjang 1.047 kaki (319,1 m), lebar 252 kaki (76,8) terlalu besar untuk melewati Terusan Panama.

Jadi dalam beberapa bulan mendatang, Kitty Hawk akan merayap di sepanjang garis pantai Amerika Selatan dan naik melalui Teluk Meksiko ke tujuan akhirnya.

Diluncurkan pada 1960 dan dinamai sesuai wilayah Carolina Utara tempat Wright Brothers pertama kali menerbangkan pesawat jet, Kitty Hawk melayani Angkatan Laut AS selama hampir 50 tahun sebelum dinonaktifkan pada 2009.

Kitty Hawk adalah kapal induk AS terakhir yang berbahan bakar minyak, peninggalan dari sebuah era sebelum kedatangan kapal kelas Nimitz bertenaga nuklir.

Sebentar lagi, semua yang tersisa darinya hanya sejarah penuh gejolak yang mencakup Perang Vietnam dan sebagian besar Perang Dingin, serta pergolakan dan transformasi masyarakat di “Negeri Paman Sam”.

Baca juga: Insinyur AL AS Akui Hendak Jual Rahasia Kapal Selam Nuklir ke Negara Lain

Kerusuhan ras dan pengalaman Vietnam

Selama satu dekade sejak awal 1960-an, Kitty Hawk menjadi andalan pasukan AS di lepas pantai Vietnam, dan menjadi terlibat dalam pertempuran terakhirnya di Vietnam pada 1972.

Selama misi terakhirnya, kapal induk ini menjadi tuan rumah bagi "bab yang menyedihkan dalam sejarah Angkatan Laut AS" menurut penyelidik kongres AS. 

Menurut laporan di situs web Naval History and Heritage Command, kerusuhan ras meletus di dalam kapal induk setelah penugasannya di Vietnam diperpanjang karena panggilan untuk berlabuh di Filipina.

Catatan tentang apa yang memicu insiden itu bervariasi. Apa pun penyebabnya, kekerasan itu substansial dan menyebar keseluruh kapal.

Namun insiden tersebut dan kejadian lainnya di kapal Angkatan Laut, mendorong para pemimpin militer AS untuk memberikan penekanan baru pada program yang bertujuan untuk meningkatkan relasi antar-ras di armada.

Pada 31 Desember 2020, pelaut berkulit Hitam membentuk 17,6 persen dari angkatan tugas aktif layanan, menurut statistik Angkatan Laut AS.

Baca juga: Situasi Rusia-Ukraina Makin Panas, AS Kirim Kapal Induk

Wanita dan kecelakaan kapal selam Soviet

Pensiunan Kapten AS James Fanell mengatakan pada saat dia menaiki Kitty Hawk sebagai perwira intelijen sayap udara di tahun 90-an, kerusuhan ras sudah lama terlupakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com