Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Tambah Anggaran untuk Biayai Pangkalan Militer AS

Kompas.com - 08/01/2022, 16:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

TOKYO, KOMPAS.com - Pemerintah Jepang meningkatkan anggaran untuk pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di wilayahnya sebesar lima persen. Menurut perjanjian terbaru yang diumumkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken itu, Tokyo akan membayar 211 miliar yen atau hampir Rp 26 triliun setiap tahun, selama lima tahun mendatang.

"Perjanjian baru ini akan menginvestasikan sumber daya yang lebih besar untuk memperdalam kesiapan dan kemampuan interoperabilitas kita,” kata Blinken dalam pembukaan pertemuan virtual antara pejabat pertahanan kedua negara, Jumat (7/1/2022).

Baca juga: Setelah Jepang, Korea Selatan Protes Indonesia Larang Ekspor Batu Bara

"Sekutu kami tidak hanya harus memperkuat perlengkapan yang ada, tetapi juga mengembangkan teknologi baru,” imbuhnya, antara lain merujuk pada sistem pertahanan terhadap peluru kendali hipersonik China dan Korea Utara.

Jepang tidak hanya membiayai gaji serdadu dan pegawai, tetapi juga membayar ongkos pengoperasian gedung di pangkalan-pangkalan militer AS.

Perjanjian lima tahunan antara kedua negara itu seharusnya diperpanjang pada 2020 silam. Namun perundingan dibekukan menyusul tuntutan bekas Presiden AS Donald Trump agar Jepang membayarkan kontrobusi yang lebih besar.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, kepentingan AS adalah mengembangkan peran dan misi agar sesuai dengan kemampuan Jepang dalam berkontribusi terhadap perdamaian dan stabiltas regional.

Baca juga: Hadapi China, Australia-Jepang Jalin Perjanjian Pertahanan Keamanan

Ketegangan picu perlombaan senjata

Jepang belum lama ini mencabut doktrin pasifis anti-perang dari dalam konstitusi. Sejak itu Tokyo giat merangkai aliansi dengan AS, dan baru-baru ini Australia, seiring menguatnya hegemoni China.

Situasi di kawasan saat ini kembali memanas menyusul kisruh dengan Taiwan. Negeri kepulauan yang oleh China diklaim sebagai wilayahnya itu membina hubungan erat dengan Tokyo dan Washington.

"Aksi provokatif Beijing meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan, Laut China Timur dan Selatan,” kata Blinken, sembari menyebut program peluru kendali Korea Utara sebagai ancaman aktual terhadap keamanan regional.

Seusai pertemuan, kedua pihak menerbitkan surat pernyataan bersama yang menentang upaya China melangkahi tatanan hukum global, untuk melancarkan klaim teritorial di perairan Asia Pasifik.

Baca juga: Disebut Berdampak Serius, Jepang Desak Indonesia Akhiri Larangan Ekspor Batu Bara

AS dan Jepang juga mengungkapkan "kekhawatiran serius” terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia di Xinjiang, Hong Kong, serta menyerukan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Menanggapi pernyataan tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengungkapkan, reaksi Beijing digerakkan oleh kekecewaan besar dan sikap oposisi terhadap tindakan AS, Jepang dan Australia, mencampuri urusan dalam negeri China.

"AS, Jepang, dan Australia berbicara tentang kemerdekaan, keterbukaan dan toleransi, padahal faktanya mereka bersekongkol membentuk grup kecil, dan membidik negara lain, demi unjuk kekuatan, dan melakukan intimidasi militer,” katanya, Jumat.

Kamis (6/1/2022), Jepang dan Australia menandatangani perjanjian tengaran untuk memperkuat kerjasama pertahanan. Bulan lalu, Perdana Menteri Fumio Kishida mengumumkan rekor anggaran pertahanan baru sebesar 47.2 miliar dollar AS atau hampir Rp 700 triliun. Kenaikan itu merupakan yang kesepuluh dalam satu dasawarsa terakhir.

Baca juga: Cosplayer Jepang Pose Telanjang di Bak Mandi untuk Sesi Foto, Gegerkan Dunia Maya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com