Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Berdampak Serius, Jepang Desak Indonesia Akhiri Larangan Ekspor Batu Bara

Kompas.com - 06/01/2022, 11:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Jepang untuk Indonesia meminta RI untuk mengakhiri larangan ekspor batu bara baru-baru ini, yang menurutnya memiliki dampak serius pada negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia itu.

Indonesia mengekspor sekitar tiga perempat dari produksi batu baranya, dengan pasar terbesar termasuk negara-negara dengan perekonomian besar di Asia seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan India.

Namun, pada 1 Januari RI melarang pengiriman bahan bakar fosil, dengan mengatakan bahwa itu untuk menghindari pemadaman setelah produsen batu bara tak bisa menyisihkan 25 persen dari produksi untuk pasar domestik, seperti yang diwajibkan.

Baca juga: Indonesia Larang Ekspor Batu Bara, Akankan China Gelap Gulita?

Itu membuat harga batu bara global meningkat, karena permintaan musim dingin di belahan bumi utara untuk energi memuncak.

"Larangan ekspor yang tiba-tiba berdampak serius pada kegiatan ekonomi Jepang serta kehidupan sehari-hari masyarakat", tulis Kanasugi Kenji dalam surat pada Selasa (4/1/2022) kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Arifin Tasrif, yang dikonfirmasi oleh kedutaan pada Rabu (5/1/2022).

Jepang mengimpor sekitar dua juta ton batu bara per bulan dari Indonesia, kata surat itu, seraya menambahkan bahwa kadar batu bara yang dibeli oleh perusahaan Jepang lebih tinggi daripada yang dibakar oleh pembangkit listrik Indonesia.

Oleh sebab itu, Jepang bukan merupakan faktor di balik kelangkaan batu bara Indonesia, katanya.

"Oleh karena itu, saya ingin meminta segera pencabutan larangan ekspor batu bara ke Jepang," bunyi lanjutan surat itu yang dikutip AFP.

Hanya ada sedikit sumber alternatif yang dapat digunakan Jepang, kata surat itu, yang mendesak diakhirinya pelarangan dengan cepat untuk untuk melanjutkan dan memelihara hubungan ekonomi yang baik antara kedua negara.

Pemerintah Indonesia mengatakan akan meninjau larangan pada Rabu, tetapi pertemuan yang direncanakan dengan perwakilan dari industri batu bara tidak terjadi dan tidak ada alasan yang diberikan untuk penundaan tersebut.

Indonesia mewajibkan produsen batu bara menyisihkan 25 persen dari produksi untuk pasar domestik, tetapi membatasi harga pembelian bahan bakar sebesar 70 dollar AS (Rp 1 juta) per metrik ton, jauh di bawah harga global.

Sejak larangan tersebut, antara 7,5 juta-13,9 juta ton batu bara dialihkan ke permintaan domestik.

Baca juga: Media Asing Soroti Indonesia Larang Ekspor Batu Bara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com