Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluncuran Luar Angkasa Iran Gagal Tempatkan Muatan ke Orbit

Kompas.com - 01/01/2022, 11:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

DUBAI, KOMPAS.com - Peluncuran luar angkasa Iran gagal menempatkan tiga muatannya ke orbit, setelah roket tidak dapat mencapai kecepatan yang dibutuhkan.

Hal itu disampaikan seorang juru bicara kementerian pertahanan Iran dalam pidato yang disiarkan di televisi pemerintah pada Jumat (31/12/2021) melansir Reuters.

Baca juga: Ketika Krisis Air Iran Buat Buaya Mengganas, Manusia Jadi Mangsa Kebanyakan Anak-anak

Upaya peluncuran pada Kamis (30/12/2021) dilakukan saat pembicaraan tidak langsung AS-Iran berlangsung di Austria, untuk mencoba menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.

Aksi Iran ini pun menuai kritik dari Amerika Serikat, Jerman dan Perancis.

"Agar muatan memasuki orbit, perlu mencapai kecepatan di atas 7.600 (meter per detik). Kami mencapai 7.350," kata juru bicara itu, Ahmad Hosseini, dalam sebuah film dokumenter tentang kendaraan peluncuran yang disiarkan di TV pemerintah dan diunggah online.

Pada Kamis (30/12/2021), Hosseini tidak mengklarifikasi apakah perangkat telah mencapai orbit. Tetapi dia menyebut bahwa peluncuran itu adalah tes menjelang upaya selanjutnya untuk menempatkan satelit ke orbit.

Iran, yang memiliki salah satu program rudal terbesar di Timur Tengah, telah mengalami beberapa kegagalan peluncuran satelit dalam beberapa tahun terakhir karena masalah teknis.

Baca juga: Biden Siapkan Alternatif jika Pembicaraan Nuklir dengan Iran Gagal

Washington mengatakan prihatin dengan pengembangan kendaraan peluncuran luar angkasa Iran.

Sementara seorang diplomat Jerman mengatakan Berlin telah meminta Iran untuk berhenti mengirim roket peluncuran satelit ke luar angkasa, menambahkan bahwa mereka melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Perancis pada Jumat (31/12/2021) mengatakan peluncuran roket yang bertujuan untuk mengirim tiga perangkat penelitian ke luar angkasa melanggar aturan PBB. Hal itu "bahkan lebih disesalkan" karena dilakukan ketika pembicaraan nuklir dengan kekuatan dunia mengalami kemajuan.

Kementerian luar negeri Iran menolak kritik AS, Jerman dan Perancis terhadap peluncuran roket pembawa satelit oleh Teheran.

“Kemajuan ilmiah dan penelitian, termasuk di bidang kedirgantaraan, adalah hak rakyat Iran yang tidak dapat dicabut, dan pernyataan campur tangan seperti itu tidak akan merusak tekad rakyat Iran untuk membuat kemajuan di bidang ini,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah.

Baca juga: Iran Blak-blakan, Sebut Latihan Perang Peringatan untuk Israel

Teheran menyangkal bahwa aktivitas luar angkasanya adalah kedok untuk pengembangan rudal balistik atau melanggar resolusi PBB.

Sebuah resolusi PBB pada 2015 "menyerukan" Iran untuk menahan diri hingga delapan tahun, untuk menggarap rudal balistik yang dirancang untuk mengirimkan senjata nuklir, menyusul kesepakatan dengan enam kekuatan dunia.

Namun beberapa negara mengatakan bahasa itu tidak mewajibkan janji seperti itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com