Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota di China Ini Tawarkan Rp 222 Juta untuk Lacak Penularan Covid-19 Terbaru

Kompas.com - 09/11/2021, 12:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

HEIHE, KOMPAS.com - Sebuah kota di China disebut menawarkan uang hingga Rp 222 juta untuk membantu pelacakan kasus penularan Covid-19 terbaru.

Pada Selasa (9/11/2021), "Negeri Panda" melaporkan 43 kasus terbaru virus corona yang dipicu oleh varian Delta.

Gelombang baru ini menghantam 20 provinsi dan kawasan, dengan kasusnya berada di level dua digit dalam tiga pekan terakhir.

Baca juga: Pelonggaran Covid-19, Singapura Izinkan Warga Serumah Bersantap Bersama Maksimal 5 Orang

Di saat negara lain mulai melonggarkan aturan pengetatan corona, Beijing masih bersikeras menerapkan kebijakan nol kasus.

Selama ini, mereka berhasil menekan infeksi berkat penutupan perbatasan, karantina panjang, dan lockdown yang terstruktur.

Namun, gelombang terbaru Covid-19 ini sudah menyapu 40 kota, tak terkecuali Heihe yang berbatasan dengan Rusia.

Pemerintah setempat disebut menawarkan hadiah uang hingga 100.000 yuan (Rp 222 juta) bagi siapapun yang mempunyai informasi dari mana sumbernya berasal.

"Untuk mengungkap sumber virus sesegera mungkin dan memutus rantai penularannya, rakyat harus turut berperang lewat pencegahan dan pengendalian wabah," terang otoritas Heihe.

Pemerintah Heihe menerangkan, warganya diharuskan melapor jika ada kegiatan penyelundupan, perburuan, dan pemancingan ilegal di perbatasan.

Baca juga: Singapura dan Malaysia Akan Saling Buka Perbatasan, Usai Tutup 20 Bulan karena Covid-19

Dilansir AFP, warga yang kedapatan membeli barang secara daring harus "disterilkan" secepatnya dan dikirim untuk dites.

Penularan virus corona terbaru memaksa jutaan orang kembali dikarantina wilayah, dengan perjalanan domestik makin diperketat.

Klaster di Provinsi Henan tersebut diyakini berasal dari sebuah sekolah, dengan otoritas lokal menargetkan percepatan vaksinasi bagi anak sekolah.

Data resmi di China menyatakan, sebanyak 3,5 juta dosis sudah diberikan kepada anak usia tiga hingga 11 tahun.

Strategi nol kasus yang diterapkan "Negeri Panda" mau tidak mau menjadi perdebatan dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Warga Singapura yang Pilih Tidak Divaksin Diwajibkan Bayar Pengobatan Covid-19 secara Mandiri

Dalam wawancara dengan televisi Phoenix, pakar virologi Universitas Hong Kong Profesor Guan Yi menyerukan adanya data untuk mengevaluasi efikasi vaksin.

Dia menyarankan agar tidak dilakukan tes asam nuklead atau memberi suntikan tambahan secara serampangan jika terjadi kenaikan kasus.

Profesor Guan mengusulkan supaya pemerintah melakukan tes antibodi, dan meminta perkembangan berkala dari para pabrikan vaksin terhadap seluruh varian yang beredar.

Salah satu negara superpower tersebut sudah memberikan lima vaksin, tetapi efikasinya berkisar antara 50 sampai 82 persen.

Baca juga: Langsung Kaya Mendadak, Gadis Ini Dapat Rp 10 Miliar berkat Disuntik Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com