Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli WHO Merasa Sekaranglah Titik Pengendalian Covid-19

Kompas.com - 08/11/2021, 05:44 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com – Kasus Covid-19 global mendekati 250 juta pada Minggu (7/11/2021) ketika lonjakan dari varian Delta mereda serta perdagangan dan pariwisata yang lebih normal dilanjutkan.

Menurut analisis Reuters, rata-rata kasus harian secara global turun sekitar 36 persen selama tiga bulan terakhir. Namun, beberapa negara di Eropa timur mengalami rekor kasus harian.

Meski penyebaran Covid-19 telah melambat, virus corona masih menginfeksi 50 juta orang setiap 90 hari karena varian Delta yang sangat menular, analisis menunjukkan.

Baca juga: 60 Persen Orang Asia Selatan Memiliki Gen yang Lebih Berisiko Fatal terhadap Covid-19

Pakar kesehatan optimistis bahwa banyak negara melalui pandemi terburuk karena vaksin dan antibodi yang terbentuk dari penularan.

Namun, mereka memperingatkan bahwa cuaca yang lebih dingin dan liburan yang akan datang dapat meningkatkan kasus Covid-19.

Seorang ahli epidemiologi sekaligus salah satu petinggi WHO, Maria Van Kerkhove, merasa bahwa sekarang hingga akhir 2022 adalah titik pengendalian Covid-19.

“Di mana kita dapat secara signifikan mengurangi gejala parah dan kematian,” kata Van Kerkhove kepada Reuters.

Baca juga: Di Tengah Gelombang Ke-6 Covid-19, Singapura Jadi Tuan Rumah Pertemuan Elite Dunia

Selain vaksinasi yang semakin gencar, kini para dokter juga memiliki metode perawatan yang semakin baik.

Pada Kamis (4/11/2021), Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui pil Covid yang disebut molnupiravir, dikembangkan bersama oleh Merck dan Ridgeback Biotherapeutics.

Studi menunjukkan, pil Covid molnupiravir ini dapat digunakan untuk mengobati pasien Covid-19 yang menderita gejala ringan hingga sedang.

Di sisi lain, kasus Covid-19 harian masih meningkat di 55 dari 240 negara di dunia. Rusia, Ukraina, dan Yunani mencatatkan lonjakan kasus Covid-19 harian.

Baca juga: Indonesia Masih Peringkat Pertama di Asia Tenggara dalam Indeks Pemulihan Covid-19

Eropa Timur adalah wilayah dengan tingkat vaksinasi terendah di kawasan “Benua Biru”.

Lebih dari setengah dari semua infeksi baru yang dilaporkan di seluruh dunia berasal dari negara-negara di Eropa, dengan satu juta infeksi baru setiap empat hari, menurut analisis.

Pekan ini, beberapa wilayah di Rusia berencana memberlakukan pembatasan tambahan atau memperpanjang penutupan tempat kerja untuk memerangi lonjakan kasus Covid-19.

Pasalnya, selain lonjakan kasus Covid-19, Rusia juga dibayangi tingginya angka kematian akibat virus corona.

Baca juga: Covid-19 di Eropa Memburuk, Pasien di RS Naik 2 Kali Lipat dalam Seminggu

Menurut Our World in Data, lebih dari setengah populasi dunia belum menerima satu dosis vaksin Covid-19.

Sementara itu, kurang dari 5 persen orang di negara berpenghasilan rendah telah menerima setidaknya satu dosis vaksin virus corona.

WHO dan kelompok bantuan lainnya bulan lalu mengimbau G20 untuk lebih memperhatikan negara-negara miskin.

"Ketidaksetaraan vaksin tetap menjadi penghalang terbesar untuk mencapai target cakupan kami," kata Asisten Direktur Pan American Health Organization (PAHO) Jarbas Barbosa.

Baca juga: Pil Covid-19 Pfizer Diklaim Efektif 89 Persen, Harganya Mendekati Pil Molnupiravir Merck

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com