Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Brutal, 116 Orang Tewas dalam Bentrokan Geng Kriminal di Penjara Ekuador

Kompas.com - 30/09/2021, 15:11 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

QUITO, KOMPAS.com - Kerujuhan di penjara Ekuador akibat bentrokan geng kriminal, berujung pada pembantaian yang menewaskan 116 orang dan melukai sekitar 80 orang, menurut Presiden Ekuador Guillermo Lasso.

Jumlah korban tewas ini mengalami peningkatan yang signifikan dari perkiraan sebelumnya, setelah bentrokan berdarah meletus pada Selasa (28/9/2021) di Lembaga Pemasyarakatan Litoral, yang terletak di pinggiran kota pesisir Guayaquil.

Baca juga: Kerusuhan di Penjara Ekuador Tewaskan 35 Orang, 8 di Antaranya Dipenggal

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu (29/9/2021), Lasso mengindikasikan penjara itu belum sepenuhnya diamankan. Dia pun mendesak kerabat dan keluarga narapidana untuk menjauh dari daerah itu.

"Saya berharap saya sekarang dapat mengatakan bahwa ya, kami telah sepenuhnya mengamankan Lembaga Pemasyarakatan Litoral, tetapi terus terang saya tidak bisa (memastikan)," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi melansir CNN.

Lebih lanjut menurutnya, pertemuan yang baru saja dilakukan untuk mengatur langkah-langkah selanjutnya. Dia berharap harap dalam beberapa jam ke depan memiliki beberapa rencana yang telah disepakati untuk dapat bertindak.

Lasso juga mengatakan lebih banyak mayat mungkin ditemukan dalam beberapa jam ke depan.

Baca juga: Dalang Genosida Rwanda, Theoneste Bagosora, Meninggal di Penjara

Sebuah ambulans berangkat dari penjara Litoral setelah kerusuhan di penjara ekuador, Guayaquil, Ekuador, Selasa, 28 September 2021. AP PHOTO/ANGEL DEJESUS Sebuah ambulans berangkat dari penjara Litoral setelah kerusuhan di penjara ekuador, Guayaquil, Ekuador, Selasa, 28 September 2021.

Badan penjara Ekuador SNAI sebelumnya melaporkan ledakan dan "perkelahian antar geng kriminal" di salah satu paviliun penjara.

Mereka yang tewas dan terluka menderita luka akibat peluru dan granat, menurut komandan polisi daerah Fausto Buenano.

"Para narapidana memanggil kami (mengatakan) ‘mereka mau membunuh saya. Hubungi polisi, mereka harus memasuki paviliun (sayap penjara) lima’," kata saudara perempuan dari seorang narapidana kepada Reuters.

Sedikitnya lima tahanan yang meninggal dipenggal, polisi dan pasukan taktis merespons dan "berhasil memulihkan ketertiban," kata gubernur Provinsi Guayas, Pablo Arosemena, Selasa (28/9/2021).

Baca juga: 79 Napi Tewas dalam Kerusuhan Penjara Ekuador, Korban Dipenggal dan Dimutilasi


Penjara Ekuador sebelumnya juga dilanda pertumpahan darah tahun ini, dengan lebih dari 140 kematian akibat kekerasan dilaporkan, menurut angka SNAI.

Menanggapi kematian terbaru, pemerintah mengumumkan keadaan darurat 60 hari di seluruh penjara Ekuador.

Tindakan itu memungkinkan pasukan militer untuk dikerahkan ke penjara, dan membatasi hak-hak narapidana atas privasi dan kebebasan, untuk memungkinkan pencarian dan tindakan pengawasan lainnya.

Negara bagian akan mengucurkan 24 juta dollar AS (Rp 34 triliun) untuk sistem penjara selama keadaan darurat, Lasso menambahkan dalam pidatonya.

Baca juga: Korban KDRT Afghanistan Dipaksa Memilih: Kembali Disiksa atau Tinggal di Penjara Terbengkalai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com