MOSKWA, KOMPAS.com – China meminta Rusia meningkatkan ekspor listriknya karena Beijing dihantam krisis energi.
Laporan tersebut disampaikan perusahaan energi milik negara Rusia, Inter RAO, pada Rabu (29/8/2021) sebagaimana dilansir Reuters.
China dilanda krisis energi yang cukup parah. Aliran listrik banyak yang terputus dan membuat banyak pabrik tutup.
Baca juga: Krisis Energi Hantam China, Apa Penyebabnya?
China lantas menuntut perusahaan kereta api dan otoritas lokal meningkatkan kinerja untuk mengirim pasokan batu bara ke pembangkit listrik.
Juru bicara Inter RAO mengatakan, China menghadapi krisis energi parah terutama di provinsi utara dan meminta Rusia untuk meningkatkan ekspor listrik ke wilayah tersebut.
Juru bicara tersebut menambahkan, Inter RAO sedang mempertimbangkan peningkatan pasokan listrik yang signifikan ke China meski tanpa merincinya lebih lanjut.
Inter RAO sempat mengurangi ekspor listrik ke China sebesar 1,3 persen dari 3,06 miliar kilowatt-jam tahun lalu menjadi 1,25 miliar kilowatt-jam pada semester pertama tahun ini.
Baca juga: China Dilanda Krisis Energi, Listrik Warga Dijatah dan Pabrik Terpaksa Tutup
Jaringan transmisi listrik Rusia-Cina mampu menyalurkan hingga 7 miliar kilowatt-jam daya listrik per tahun.
Gubernur Provinsi Jilin sebelumnya telah menyerukan impor batu bara yang lebih banyak dari Rusia, Mongolia, dan Indonesia.
Kementerian energi Rusia mengatakan belum menerima permintaan dari China ihwal peningkatan ekspor batu bara.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, jutaan rumah tangga di timur laut negara itu juga tidak mendapat pasokan listrik.
Baca juga: Positif Covid-19, 3 Kucing Rumahan di China Dibunuh
Hal tersebut membuat warga kesulitan untuk menghangatkan atau menerangi rumah mereka.
Melansir The Guardian, produksi listrik di China sebenarnya meningkat sekitar 10 persen sejak awal tahun ini karena perekonomian mulai bangkit dari pandemi.
Penyebab krisis energi di China yang terjadi saat ini utamanya disebabkan karena raksasa energi China kehabisan stok batu bara.
Untuk diketahui, China adalah negara yang mengonsumsi batu bara dalam jumlah yang sangat banyak.
Baca juga: Negara Miskin Utang ke China Rp 5,5 Kuadriliun, Proyek Infrastruktur Jebakan Terselubung?
Pada 2019, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara berkontribusi lebih dari 51,8 persen dari seluruh pembangkit listrik negara.
Dengan demikian, ketergantungan China akan batu bara sangatlah tinggi.
Ketika Beijing kehabisan stok batu bara, masalah lain muncul yakni melambungnya harga batu bara dunia saat ini.
Baca juga: Setelah 3 Tahun Dilarang Tinggalkan China, 2 Warga AS AKhirnya Pulang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.