Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Perintahkan Karyawan Wanita di Ibu Kota Afghanistan Tetap di Rumah

Kompas.com - 20/09/2021, 08:06 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Wali Kota baru Taliban di ibu kota Afghanistan, Kabul, memerintahkan karyawan wanita di kota itu untuk tinggal di rumah, kecuali pekerjaan mereka tidak dapat diisi oleh seorang pria.

Hamdullah Noman mengatakan Taliban "menilai perlu untuk menghentikan perempuan Afghanistan bekerja untuk sementara waktu", melansir BBC pada Minggu (19/9/2021).

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Di Ethiopia Masih Tahun 2014 | Sebulan Taliban Kuasai Afghanistan

Ini adalah pembatasan terbaru yang dikenakan pada perempuan Afghanistan oleh pemerintah garis keras baru negara itu.

Selama pemerintahan mereka sebelumnya di 1990-an, perempuan Afghanistan dilarang mengenyam pendidikan dan tempat kerja.

Setelah merebut negara itu bulan lalu menyusul penarikan pasukan AS, Taliban mengatakan hak-hak perempuan akan dihormati "dalam kerangka hukum Islam".

Tapi Taliban mendukung interpretasi yang ketat dari sistem hukum Islam, Syariah.

Sejak mengambil alih kekuasaan, wanita pekerja diperintahkan untuk tinggal di rumah sampai situasi keamanan membaik.

Sementara anggota Taliban telah terlihat memukuli wanita yang memprotes pemerintah sementara yang semuanya laki-laki.

Baca juga: Pasukan Elite Inggris SAS Sedih Taliban Bunuh Tentara Afghanistan yang Mereka Latih

Taliban menutup kementerian urusan perempuan dan menggantinya dengan departemen yang pernah menerapkan doktrin agama yang ketat.

Akhir pekan ini sekolah menengah dibuka kembali, tetapi hanya guru laki-laki dan laki-laki yang diizinkan kembali ke ruang kelas.

Taliban mengeklaim sedang berupaya membuka kembali sekolah untuk anak perempuan.

Menurut Wali Kota Kabul, sekitar sepertiga dari 3.000 karyawan kota itu adalah perempuan. Dia mengatakan beberapa akan terus bekerja.

"Misalnya, perempuan bekerja di toilet perempuan di kota yang tidak bisa dikunjungi laki-laki," katanya.

"Tapi untuk posisi yang bisa diisi (laki-laki) lainnya, kami telah menyuruh mereka (perempuan) untuk tinggal di rumah sampai situasinya normal. Gaji mereka akan dibayarkan," tambahnya.

Baca juga: Sekolah di Afghanistan Dibuka Lagi Tanpa Murid Putri, Ini Kata Taliban

Pada Minggu (19/9/2021), ada protes kecil di luar kementerian urusan perempuan sementara kelompok perempuan Afghanistan lain mengadakan konferensi pers untuk menuntut hak-hak mereka.

Salah satu dari mereka yang memprotes di kementerian mengatakan "kami tidak ingin kementerian ini dihapus. Penghapusan perempuan (berarti) pemusnahan manusia."

Dalam perkembangan terpisah, Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan mengatakan mereka tidak dapat memenuhi tugasnya sejak pengambilalihan Taliban.

Organisasi itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa bangunan, kendaraan, dan komputer milih pihaknya semua telah diambil alih oleh Taliban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com