Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emosional dan Hampir Menangis, Biden Ancam Pelaku Bom Kabul Afghanistan

Kompas.com - 27/08/2021, 10:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun,TMZ

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden, dengan emosional dan hampir menangis, memberikan ancaman kepada pelaku bom di Kabul, Afghanistan.

Sebanyak 13 tentara AS dan 90 warga Afghanistan tewas setelah dua bom bunuh diri mengguncang luar bandara pada Kamis (26/8/2021).

Melansir BBC, ledakan bom pertama terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat di dekat Hotel Baron, dekat perimeter Bandara Internasional Hamid Karzai.

Baca juga: ISIS-K Dalang di Balik Bom Bunuh Diri Kabul Afghanistan, Joe Biden Bersumpah Memburu

Hotel itu digunakan oleh pejabat Inggris untuk memproses warga Afghanistan yang ingin pergi ke Inggris. Ledakan tersebut diikuti oleh suara tembakan.

Sedangkan ledakan bom kedua terjadi di dekat Abbey Gate, salah satu pintu masuk utama Bandara Internasional Hamid Karzai.

Dalam konferensi pers di Washington, Biden menyampaikan belasungkawa kepada personel militer AS yang gugur dalam insiden itu.

"Bagi mereka yang melakukan serangan ini, dan yang berniat mengancam AS ketahui ini: Kami tidak akan mengampuni. Kami tak akan lupa," tegasnya.

"Kami akan memburu kalian, dan membuat kalian membayarnya," ujar presiden 78 tahun itu, sebagaimana diberitakan TMZ.

Biden mulai emosional ketika membacakan data awal, di mana 11 anggota Marinir dan satu tentara dari korps medis Angkatan Laut AS tewas.

Baca juga: Dampak Bom di Kabul Afghanistan, Biden Makin Terpojok


Bahkan dalam satu kesempatan, presiden dari Partai Demokrat tersebut menunduk dan hampir menangis selama jumpa pers.

Kelompok ISIS-Khorasan atau ISIS-K mengeklaim bertanggung jawab atas ledakan bom di ibu kota Afghanistan itu.

Dalam unggahan berbahasa Arab, kelompok teroris tersebut mengeklaim 150 orang tewas atau terbunuh dalam serangan bom di Kabul.

Sumber Pemerintah AS kepada Fox News via The Sun mengungkapkan, bom bunuh diri di Kabul bisa jadi adalah pembuka dari serangan selanjutnya.

Baca juga: Setelah Bom di Kabul, Ahli Khawatir Afghanistan Jadi Tanah Subur untuk Terorisme

Salah satu pelaku dilaporkan berdiri di dekat kanal yang penuh calon pengungsi, membuat mereka terlempar hingga ke air.

Stasiun televisi lokal memberitakan, para korban yang terluka segera dilarikan dari lokasi kejadian untuk mendapat perawatan.

Serangan itu terjadi di tengah proses evakuasi yang dilakukan negara Barat setelah Taliban berkuasa pada 15 Agustus.

Taliban di pertengahan pekan sudah menegaskan tidak akan memberikan perpanjangan waktu yang akan habis pada 31 Agustus.

Baca juga: Usai 2 Bom Kabul Afghanistan, Ledakan Besar Ketiga Guncang Ibu Kota

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com