Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan Mayoritas Lenyap, pemerintahan PM Malaysia Muhyiddin di Ujung Tanduk

Kompas.com - 07/08/2021, 19:52 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PUTRAJAYA, KOMPAS.comKrisis politik berkepanjangan yang mendera Malaysia memasuki babak terbaru. Teka-teki mengenai mayoritas parlemen Perdana Menteri Muhyiddin Yassin yang terus diragukan mulai terjawab.

Analisa yang dilakukan Kompas.com menunjukan koalisi Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin saat ini hanya didukung sekitar 101 anggota Dewan Rakyat.

Angka ini jauh di bawah minimal 111 kursi yang diperlukan Muhyiddin untuk mencapai mayoritas parlemen.

Baca juga: Posisi PM Malaysia Muhyiddin Kritis, Siapa Calon Penggantinya?

Total anggota Dewan Rakyat adalah 222 di mana 2 kursi saat ini kosong.

Kemelut perpecahan internal UMNO

Kursi PM Muhyiddin yang telah dipegangnya selama 17 bulan akan sangat bergantung kepada dukungan dari mitra koalisi Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).

Mengantongi 38 parlementarian, UMNO saat ini dilanda konflik internal antara blok yang mendukung Muhyiddin dan blok yang menentangnya.

Dipimpin Deputi Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob, 24 parlementarian UMNO memilih tetap mendukung PM berusia 74 tahun itu hingga pemilu dini digelar setelah meredanya pandemi Covid-19 di Malaysia.

Dari 24 parlementarian ini, 13 di antaranya adalah anggota kabinet Muhyiddin yang menjadi faktor utama mengapa mereka memilih mengamankan posisinya dengan mendukung pemerintahan Perikatan Nasional.

Baca juga: PM Malaysia Tidak Akan Mengundurkan Diri, tapi...

Adapun dua menteri UMNO yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Shamsul Anuar Nasarah dan Menteri Pendidikan Tinggi Noraini Ahmad memilih mencabut dukungan ke Muhyiddin dengan melepas kursi menteri mereka.

14 parlementarian UMNO yang menentang Muhyiddin dimotori oleh Presiden partai Ahmad Zahid Hamidi dan mantan Perdana Menteri Najib Razak.

Zahid menyatakan Majelis Tinggi UMNO dengan suara bulat menarik dukungan terhadap koalisi Perikatan Nasional. Dia mewanti-wanti sanksi akan dijatuhkan kepada anggota partai yang membangkang termasuk Ismail yang menjabat sebagai Wakil Presiden UMNO.

Zahid juga menegaskan bahwa partai terbesar "Negeri Jiran" itu tetap loyal kepada Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah. UMNO merespons teguran Raja Malaysia kepada Muhyiddin, karena pemerintahannya mencabut status darurat tanpa persetujuan Raja.

UMNO menerangkan Presiden Partai Bersatu itu sudah melakukan kesalahan karena melangkahi kewenangan Sultan Abdullah yang sangat dihormati oleh warga Malaysia terutama oleh suku Melayu.

Baca juga: UMNO Tarik Dukungan, PM Malaysia Kehilangan Suara Mayoritas

Muhyiddin sendiri terus mengeklaim dia masih mengantongi mayoritas parlemen dan yakin akan memenangkan mosi tidak percaya pada bulan September.

PM ke-8 Malaysia itu juga dengan implisit menyindir pencabutan dukungan Zahid dan Najib karena dia kukuh menolak mengintervensi kasus korupsi yang sedang membelit dua politisi itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com