Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya, Singapura Akui Sinovac dalam Program Vaksinasi Nasional

Kompas.com - 07/08/2021, 19:48 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Otoritas Singapura mengumumkan akan memasukkan warganya yang telah menerima vaksin Sinovac ke dalam program vaksinasi nasional.

Gugus tugas Covid-19 menyampaikan Jumat malam (6/8/2021) selain Sinovac, "Negeri Singa” juga akan mengakui vaksin lain yang telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan darurat penanganan virus corona, yaitu Sinopharm, Covishield, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca.

Sebelum pengumuman ini, hanya penerima vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang dihitung dalam daftar penerima vaksin di Singapura.

Baca juga: Akhiri Lockdown Parsial Jilid 2, Singapura Mulai Transisi Hidup bersama Covid-19

Pengakuan ini berarti penerima vaksin Sinovac akan dapat menikmati relaksasi transisi Singapura menuju new normal hidup bersama Covid-19.

Saat ini, penerima vaksin Sinovac masih harus tes Covid-19 jika akan menghadiri sebuah acara, sedangkan penerima vaksin Pfizer atau Moderna tidak perlu melakukannya.

Singapura berencana membedakan perlakuan untuk warga yang telah menerima vaksin Covid-19 dan yang belum mulai 10 Agustus.

Perjalanan Sinovac di Singapura

Singapura menerima sebanyak 200.000 dosis vaksin Sinovac dari China pada bulan Maret 2021.

Ratusan ribu vaksin tersebut baru disalurkan ke warga melalui program vaksinasi mandiri di 24 klinik kesehatan sejak 18 Juni lalu.

Baca juga: Perketat Pembatasan Covid-19, Aparat Singapura Bisa Sampai Masuk ke Rumah Warga Tanpa Surat Perintah

Warga yang memilih vaksin Sinovac harus membayar dari paling murah 10 dollar Singapura (Rp 107.000) hingga paling mahal 25 dollar Singapura (Rp 266.000)

Adapun vaksin Pfizer dan Moderna diberikan gratis.

Walau efikasi Sinovac terpaut jauh dengan Pfizer dan Moderna, warga Singapura antusias mendaftarkan diri untuk divaksin dengan Sinovac.

Seperti diketahui, efikasi Pfizer dan Moderna masing-masing adalah 95 persen dan 94,1 persen, sedangkan efikasi Sinovac 51 persen.

Data terakhir pada akhir Juli melaporkan 72.000 warga telah menerima dosis pertama Sinovac dan 17.000 telah menerima dosis kedua. Sebanyak 28 persen penerima adalah warga Singapura yang masih berusia muda.

Baca juga: Jelang New Normal Singapura, Vaksinasi Akan Jadi Syarat Wajib untuk Dine In

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung ketika itu mengungkapkan, pemerintah masih menunggu hasil uji klinis Sinovac sebelum memutuskan langkah lebih jauh.

Singapura memandang vaksin mRNA lebih efektif dalam mencegah kasus Covid-19 parah dan kematian, juga dapat mengurangi penularan. Berbeda dengan vaksin non-mRNA seperti Sinovac dan AstraZeneca.

Menteri Ong menyampaikan kemarin alasan utama pemerintah Singapura hanya menghitung Pfizer dan Moderna karena sangat penting untuk menyuntikan vaksin yang paling efektif pada tahap awal vaksinasi ketika masih banyak warga yang belum divaksin.

Dengan tingkat vaksinasi yang saat ini telah mencapai 63,4 persen, pertahanan Singapura terhadap Covid-19 terutama varian delta jauh lebih kuat dari sebelumnya.

“Saat ini yang penting adalah membedakan yang telah menerima dan yang belum, tidak lagi mengenai jenis vaksin. Kementerian Kesehatan (MOH) akan mengakui semua vaksin yang diakui WHO.” ucap Ong.

Baca juga: Walau Lockdown Lagi, Singapura Tetap Berencana Hidup bersama Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com