Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Dituding Lakukan Kudeta, Ini Rencana Presiden Tunisia

Kompas.com - 29/07/2021, 10:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

TUNIS, KOMPAS.com – Presiden Tunisia Kais Saied mengatakan pada Rabu (28/7/2021) bahwa dia berencana menangani situasi ekonomi dan Covid-19 yang mengerikan di negara tersebut.

Selain itu, Saied juga akan menyelidiki korupsi yang meluas di Tunisia sebagaimana dilansir Reuters.

Saied mengungkapkan rencananya tersebut pada Rabu (28/7/2021), berselang beberapa hari setelah memecat perdana menteri serta membekukan parlemen pada Minggu (25/7/2021).

Baca juga: Pasca Presiden Ambil Alih Semua Pemerintahan, Rakyat Tunisia Khawatir Perang Saudara

Saied mengatakan bahwa tindakannya tersebut konstitusional. Dia lantas didesak oleh Amerika Serikat (AS) untuk tetap berpegang pada prinsip-prinsip demokrasi.

Tindakan Saied tersebut didukung oleh tentara. Pada Rabu, dia juga mengganti kepala stasiun televisi nasional.

Pemimpin Partai Ennahda Rached Ghannouchi, yang juga ketua parlemen Tunisia, pada Minggu menyebut keputusan Saied tersebut sebagai kudeta terhadap revolusi dan konstitusi.

Di sisi lain, Saied mengaku telah bertindak untuk menyelamatkan negara dari korupsi dan plot untuk menabur perselisihan sipil.

Baca juga: Kudeta Tunisia Berlanjut, Presiden Pecat Menteri Pertahanan

Sebelum Saied memecat perdana menteri dan membekukan parlemen, Tunisia didera kemarah publik karena kelumpuhan politik telah menghentikan respons negara terhadap pandemi.

Selain itu, mereka juga marah atas kesulitan ekonomi dan menurunnya layanan publik.

Kelompok masyarakat sipil, termasuk serikat pekerja, menuntut Saied harus membuat peta jalan untuk keluar dari krisis dalam waktu satu bulan.

Pada 2011, terjadi revolusi yang mengguncang Tunisia hingga pada akhirnya mengakhiri pemerintahan otokratis.

Namun setelah revolusi tersebut, selama 10 tahun kemudian, Tunisia justru menghadapi ujian terberat terhadap sistem demokrasinya.

Baca juga: Kudeta Tunisia Terburuk dalam 10 Tahun, Massa Oposisi Bentrok dengan Pendukung Presiden

Ekonomi yang salah

Pada Rabu malam waktu setempat, kantor kepresidenan Tunisa merilis sebuah video.

Video itu menunjukkan Saied memberi tahu ketua serikat bisnis bahwa pilihan ekonomi yang salah telah menyebabkan masalah keuangan besar.

Tunisia sedang mencari perjanjian pinjaman dari Dana Moneter Internasional untuk membiayai defisit anggaran yang diproyeksikan dan pembayaran utang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com