Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manuver Agresif Pesawat Rusia Dituding Sengaja Pancing NATO Menembak Duluan

Kompas.com - 28/07/2021, 15:52 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Manuver agresif Rusia di sekitar pasukan AS dan NATO di Laut Hitam dalam beberapa pekan terakhir dituding bermaksud untuk memancing tanggapan, menurut laksamana Angkatan Laut AS di Eropa.

Militer NATO melakukan latihan di Laut Hitam dari pertengahan Juni hingga pertengahan Juli, yang terbesar, Sea Breeze, melibatkan 32 kapal dan 40 pesawat dari 32 negara.

Baca juga: Jet Tempur Rusia Cegat Pesawat Mata-mata AS di Laut Hitam, Ahli Khawatirkan Eskalasi Ketegangan

Pada hari-hari sebelum Sea Breeze dimulai pada 28 Juni, pesawat Rusia melakukan apa yang oleh pejabat Barat disebut penerbangan berisiko di sekitar kapal perang NATO di Laut Hitam.

Pasukan Rusia dan NATO terus beroperasi berdekatan di Laut Hitam dan Laut Mediterania selama beberapa minggu berikutnya.

Insiden terakhir terjadi di tengah aktivitas militer yang meningkat di Laut Hitam. Interaksi semacam itu kerap terjadi di kawasan, yang tetap tegang sejak perebutan Krimea oleh Rusia pada 2014.

Laksamana Robert Burke, komandan Angkatan Laut AS di Eropa dan Afrika mengatakan sekutu dan mitra NATO yang beroperasi di wilayah itu sendiri, namun kapal-kapal Rusia terus-menerus membayangi.

Ia mengklaim aktivitas armada sekutu AS pada umumnya aman dan profesional, meskipun dia mengaku itu dilakukan untuk mengintimidasi,

Menurutnya, ketika sebuah pesawat serang terbang di atas kapal perusak pada ketinggian 100 kaki dan tepat di atasnya, komandan pasukan akan membuat keputusan apakah pesawat tempur itu berada dalam profil serangan atau tidak.

"Dapat dikatakan bahwa mereka memancing kami untuk menembak terlebih dahulu. Kami tidak akan melakukan itu terlebih dahulu tanpa provokasi,” ujarnya pada acara Memorial Angkatan Laut AS melansir Insider pada Rabu (28/7/2021).

Namun dia mengaku juga tidak akan meminta komandan saya untuk melakukan tembakan pertama ketika sudah “babak belur”.

Baca juga: NATO dan Ukraina Akhiri Latihan Gabungan Berskala Besar di Laut Hitam

Pasukan Rusia dan NATO sering beroperasi dalam jarak dekat. Rusia dituding secara teratur melaporkan penyadapan pesawat NATO yang terbang di dekat perbatasan Rusia. Militer NATO juga sering mencegat pesawat Rusia yang terbang di dekat perbatasan mereka.

Para pejabat AS dalam beberapa kesempatan mengkritik Rusia atas apa yang mereka sebut penyadapan "tidak aman dan tidak profesional", terhadap pesawat dan kapal perang AS di laut sekitar Eropa.

Itu termasuk penerbangan ketinggian rendah di atas kapal perang AS, yang sangat berisiko karena ketidakpastian tentang niat dan potensi kecelakaan.

Di masa lalu, pesawat Rusia akan terbang tanpa senjata dalam konfigurasi yang disebut "sayap bersih," ujar pendahulu Burke, sekarang pensiun Laksamana James Foggo.

Namun menurutnya, interaksi dan penyadapan yang dilakukan Rusia saat ini lebih mengarah pada operasi “sayap kotor”, di mana membawa senjata. Kondisi itu pun mempengaruhi pertimbangan komandan terkait motif pergerakannya.

Dalam sambutannya bulan ini, Burke mengatakan pertemuan dekat itu memiliki "risiko taktis" yang "bisa berubah menjadi masalah strategis."

"Itu menjadi perhatian besar dengan agresivitas yang meningkat ini. Jadi kita harus memperhatikannya dengan cermat," tambah Burke.

Baca juga: Rusia Lancarkan Serangan Palsu ke Kapal Perang Belanda Selama Berjam-jam di Laut Hitam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com