Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Afrika Selatan: Polisi Tertangkap Basah Ikut Menjarah Barang-barang

Kompas.com - 14/07/2021, 21:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

PRETORIA, KOMPAS.com - Polisi di Afrika Selatan tertangkap basah menjarah barang-barang saat penggeledahan toko dan gudang berlanjut hingga hari kelima.

Kekhawatiran akan kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan Covid-19 semakin memuncak akibat kerusuhan sejak Jumat (9/7/2021).

Baca juga: Kerusuhan di Afrika Selatan Makin Parah, Kilang Minyak Sampai Ditutup

Rekaman menunjukkan orang-orang menghampiri seorang pria yang mengenakan jaket polisi di samping mobil yang diisi dengan perlengkapan rumah tangga, termasuk roti, susu, dan minyak goreng.

“Ini adalah seorang petugas polisi, berseragam, menjarah ... Ini adalah SAPS kami (Layanan Polisi Afrika Selatan), teman-teman,” kata wanita dalam rekam tersebut.

Video kedua dari wanita yang sama menunjukkan terduga petugas lain yang berpakaian preman berusaha menyembunyikan wajahnya dari kamera, setelah dia diseret keluar dari mobilnya oleh penduduk setempat.

Kendaraannya saat itu penuh dengan barang-barang yang diduga hasil jarahan, termasuk televisi layar datar.

“Dia telah menjarah, dia telah mengancam hidup kita dengan senjata api, dan ini semua keluar dari mobilnya,” kata wanita itu sambil merekam benda-benda di tanah di samping bagasi mobil yang terbuka.

Kerusuhan di Afrika Selatan pertama kali meletus Jumat lalu (9/7/2021) setelah mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mulai menjalani hukuman 15 bulan.

Dia dituntut terkait penghinaan terhadap hukum, setelah menolak penyelidikan atas korupsi yang menodai sembilan tahun kekuasaannya.

Baca juga: Kerusuhan di Afrika Selatan Berujung Penjarahan, Terburuk dalam Beberapa Tahun

Tetapi pelanggaran hukum yang terjadi tampaknya tak memiliki motivasi politik. Baku tembak geng terjadi di jalan-jalan, orang-orang mengantri di mobil mereka untuk menjarah gudang dan mal. Sementara petani kulit putih membentuk milisi untuk mempertahankan properti mereka.

Warga yang taat hukum terlihat pagi ini berbaris di luar sebuah supermarket di Hillcrest di KwaZulu-Natal. Mereka mencoba menimbun di tengah kekhawatiran kekurangan makanan yang disebabkan oleh penjarahan.

Jaringan Rumah Sakit Nasional, yang mewakili 241 rumah sakit umum, telah memperingatkan kehabisan oksigen dan obat-obatan. Sebagian besar pasokan dikirim dari Durban yang juga terkepung kerusuhan.

Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun ditembak mati di tengah kerusuhan di Vosloorus, sebelah timur Johannesburg, saat penjarahan meluas pada Selasa (13/7/2021).

Baca juga: Afrika Selatan Tolak Klaim Berhubungan Seks 4-6 Jam Bisa Sembuhkan Covid-19


Minim pengamanan

Presiden Cyril Ramaphosa Selasa malam mengerahkan 2.500 tentara untuk membantu pasukan polisi di Johannesburg dan Durban. Kerusuhan juga menyebar ke Mpumalanga, Tanjung Utara dan Soweto.

Tetapi jumlah aparat itu terbilang kecil dibandingkan lebih dari 70.000 tentara yang dikerahkan untuk menegakkan penguncian virus corona tahun lalu. Hanya segelintir tentara yang terlihat di beberapa pusat perbelanjaan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com