WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sekelompok senator bipartisan pada Selasa (8/6/2021), merilis temuan yang menunjukkan kesalahan pemerintah, militer, dan penegak hukum selama kerusuhan 6 Januari lalu di Gedung Capitol, Washington DC.
Dilansir NY Times, laporan setebal 128 halaman yang merinci penyelidikan terhadap kerusuhan, menunjukkan lengahnya badan intelijen AS.
Di samping itu, kurangnya pelatihan dan persiapan, dinilai membuat petugas dari Kepolisian Capitol kewalahan saat terjadi kerumunan.
Baca juga: Kronologi Serangan Gedung Capitol, Tersangka Tabrak Polisi dan Hantam Barikade
Laporan juga menjelaskan bagaimana Garda Nasional tertunda selama berjam-jam karena pejabat di berbagai lembaga terikat birokrasi.
Bahkan, beberapa pihak juga disebut kurang cermat karena tidak bisa memprediksi aksi amukan massal di Capitol, meski para peserta sudah merencanakannya secara terbuka di internet.
Baca juga: Tersangka Penyerangan Gedung Capitol adalah Lone Wolf, Mengaku Pengikut Nation of Islam
"Unit intelijen polisi tahu tentang posting media sosial yang menyerukan kekerasan di Capitol pada 6 Januari lalu, termasuk rencana untuk menerobos Capitol, berbagi peta sistem terowongan kompleks Capitol secara online, dan ancaman kekerasan spesifik lainnya,” tulis laporan itu.
"Tapi para agen tidak memberi tahu pimpinan dengan benar tentang semua yang mereka temukan."
Baca juga: Daftar Serangan Gedung Capitol AS Selama 50 Tahun Terakhir
Selama serangan itu, tulis laporan itu, polisi Capitol dianggap gagal. Intelijen dan perencanaannya buruk, peralatan serba salah, dan yang paling penting, kurangnya kepemimpinan.
Sistem komando pasukan dinilai "rusak selama serangan" karena meninggalkan petugas di garis depan tanpa perintah.
Tak ada komandan insiden fungsional, dan beberapa perwira senior malah ikut bertempur, bukannya memberi perintah.
Baca juga: Buntut Kerusuhan di Gedung Capitol, Facebook Tangguhkan Akun Trump 2 Tahun
Insiden di Capitol terjadi 6 Januari lalu, saat Kongres AS akhirnya mengesahkan kemenangan Joe Biden menjadi Presiden AS, mengalahkan rivalnya, Donald Trump.
Pendukung Trump yang marah langsung menyerbu Capitol, menerobos masuk ke gedung parlemen yang biasanya dijaga sangat ketat.
Para anggota senat sampai harus dievakuasi satuan pengaman khusus. Sementara para pemrotes berusaha mencegah pengesahan pemilihan Biden.
Dalam insiden ini, lima orang dilaporkan tewas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.