Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

231 Orang telah Tewas Dibunuh Junta Militer dalam Aksi Protes Anti-kudeta Myanmar

Kompas.com - 20/03/2021, 18:43 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

NAYPIYDAW, KOMPAS.com - Pada Jumat (19/3/2021) jumlah kematian dari para pengunjuk rasa anti-kudeta militer Myanmar telah mencapai 231, sejak penggulingan pemerintahan sipil yang terpilih pada 1 Februari.

Melansir The Irrawaddy pada Jumat (19/3/2021), setidaknya ada 11 orang yang dibunuh oleh junta militer di negara bagian Shan selatan, Yangon, dan Mandalay.

Jumlah itu diperkirakan akan terus meninigkat karena banyak korban lainnya yang mengalami luka parah karena tindakan keras junta militer dalam aksi protes massa pro-demokrasi.

Di Aungban yang letaknya di selatan negara bagian Shan, setidaknya ada 8 orang ditembak mati, ketika para tentara dan polisi melepaskan tembakan langsung ke kerumunan massa yang memprotes kudeta.

Baca juga: Ketika Polisi Myanmar Tewas dan Tak Ada yang Mau Menguburnya...

Sejumlah demonstran juga mengalami luka parah selama penembakan berlangsung.

Tembakan dimulai pukul 09.00 waktu setempaat pada Jumat (19/3/2021) dan tidak berhenti hingga malam.

Orang-orang berpakaian preman termasuk di antara pasukan keamanan yang menembakki massa, menurut laporan penduduk setempat.

Seorang pria ada yang ditembak di kepala diseret oleh tentara dan polisi, sebelum dia dapat diidentifikasi oleh peserta protes lainnya. Hanya meninggalkan jejak darah di jalan.

Sekitar 20 pengunjuk rasa ditangkap dan banyak dari mereka terluka.

Di ibu kota negara bagian Kayah, seorang bidan 47 tahun, U Shan Pu ditembak dengan peluru tajam dalam tindakan keras terhadap massa anti-kudeta oleh tentara dan polisi Myanmar.

Baca juga: Ikut Demo Tolak Junta Militer, PNS Myanmar Tewas Disiksa Pasukan Keamanan

Menurut seorang pekerja sosial yang berbasis di Loikaw, bidan tersebut adalah korban meninggal terakhir pada jam 14.00 waktu setempat. Beberapa pengunjuk rasa ditangkap.

Seorang pria berusia 27 tahun, Aung Ko Ko Khant dari Myingyan di wilayah Mandalay juga meninggal, pada Jumat pagi waktu setempat.

Ia meninggal setelah wajahnya ditembak pada 15 Maret oleh aparat keamanan Myanmar.

Dalam tindakan keras pada Senin (15/3/2021), 6 pengunjuk rasa, termasuk 4 remaja, tewas dan beberapa orang luka-luka.

Meskipun junta militer terus berupaya untuk meneror pengunjuk rasa dengan kekerasan dan penyiksaan, demonstrasi anti-kudeta terus berlanjut di beberapa kota.

Baca juga: Alasan Senjata Dicuri, Pasukan Keamanan Myanmar Geledah Sejumlah Desa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com