Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Digulingkan, Presiden Myanmar Hadapi 3 Dakwaan

Kompas.com - 03/03/2021, 18:58 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC,AFP,Reuters

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Presiden Myanmar yang digulingkan Win Myint menghadapi dua dakwaan baru.

Hal itu diutarakan oleh pengacara Win Myint, Khin Maung Zaw pada Rabu (3/2/2021) sebagaimana dilansir dari Reuters.

Win Myint ditangkap pada 1 Februari bersama dengan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi beberapa jam sebelum militer merebut kekuasaan.

Sebelum mendapat dua dakwaan itu, Win Myint juga menghadapi dakwaan karena melanggar protokol untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Baca juga: Gelombang Baru Tahanan Militer Myanmar: Dokter, Seniman hingga Peramal Jadi Sasaran

Sehingga, kini Win Myint menghadapi total tiga dakwaan yang dijatuhkan kepadanya. Khin Maung Zaw mengatakan, tanggal persidangan Win Myint belum diketahui.

Sebelum Win Myint, Suu Kyi juga menghadapi dua dakwaan pidana baru setelah menjalani sidang melalui telekonferensi di Naypyidaw pada Senin (1/3/2021).

Pemimpin sipil yang digulingkan itu dituduh melanggar undang-undang komunikasi serta niat untuk memicu keresahan publik, kata Khin Maung Zaw sebagaimana dilansir dari AFP.

"Kami tidak bisa memastikan berapa banyak lagi kasus yang akan dihadapi Daw Aung San Suu Kyi dalam periode ini," katanya kepada wartawan di ibu kota Myanmar, Naypyidaw, Senin.

Baca juga: Perusahaan Migas Global Didesak Hentikan Danai Junta Militer Myanmar

"Apa pun bisa terjadi di negara ini saat ini," imbuh Khin Maung Zaw.

Suu Kyi sebelumnya sudah menghadapi tuntutan pidana yang tidak jelas karena memiliki walkie-talkie tanpa izin.

Dia juga didakwa melanggar pembatasan sosial terkait virus corona dengan menggelar acara kampanye sebelum pemilu pada 2020.

Suu Kyi akan kembali menghadapi sidang pada 15 Maret mendatang.

Baca juga: Kursi Myanmar di PBB Sekarang Diperebutkan Militer dan Non-militer

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Suu Kyi dihadirkan di sidang melalui telekonferensi dari tempat dia ditahan di sebuah lokasi yang tak diketahui.

Berdasarkan keterangan Khin Maung Zaw, Suu Kyi nampak dalam kondisi baik dan minta berbicara dengan tim kuasa hukumnya.

Dilansir BBC, sejak ditangkap pada 1 Februari, tak ada yang tahu di mana Suu Kyi ditahan hingga dia dihadirkan di sidang.

Popularitas penerima Nobel Perdamaian pada 1991 itu masih populer di negara yang dulunya bernama Burma tersebut.

Namun di luar negeri, Aung San Suu Kyi masih menerima kritik tajam buntut sikap diamnya saat militer menindak etnik Rohingya.

Baca juga: Junta Myanmar Tembaki Massa Anti-kudeta dengan Peluru Tajam dan Gas Air Mata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com