Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Myanmar Tembaki Massa Anti-kudeta dengan Peluru Tajam dan Gas Air Mata

Kompas.com - 02/03/2021, 21:39 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

NAYPIYDAW, KOMPAS.com - Pasukan keamanan Myanmar menembakkan peluru tajam dan gas air mata terhadap para demonstran pada Selasa (2/3/2021), yang menyebabkan 3 orang terluka parah.

Melansir AFP pada Selasa (2/3/2021), jalanan negeri Seribu Pagoda itu telah menyaksikan sekian pekan yang diwarnai aksi protes massa dengan menuntut junta militer membebaskan pemerintahan terpilih, Aung San Suu Kyi, yang ditahan sejak 1 kudeta Myanmar pada 1 Februari.

Tentara dan polisi terus meningkatkan kekuatan mereka, mengerahkan gas air mata, meriam air, peluru karet dan menambah penggunaan peluru tajam.

Baca juga: Jerman Kecam Tindakan Keras Rezim Militer Myanmar yang Bunuh Demonstran

Pada Minggu (28/2/2021) adalah hari paling berdarah di Myanmar, sejak rezim militer merebut kekuasaan pemerintah terpilih, Suu Kyi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan setidaknya 18 pengunjuk rasa terbunuh di seluruh negeri. Sedangkan, AFP secara independen mengkonfirmasi 11 kematian.

Unjuk rasa lain berubah menjadi kekerasan Selasa (2/3/2021), di kota barat laut Kale di mana pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa, menurut petugas medis yang menyaksikan peristiwa dan merawat mereka yang terluka.

"Sekitar 20 orang terluka dalam tindakan keras pagi hari oleh polisi dan tentara di Kale," kata seorang petugas penyelamat, yang berbicara tanpa menyebut nama karena takut akan dampaknya.

Baca juga: Kudeta Myanmar: Mengapa Indonesia Diharapkan Membantu Mengatasi Krisis Politik Sahabat Lama

"Tiga...terkena peluru tajam dan berada dalam kondisi kritis," ujar petugas tersebut.

Polisi awalnya menluncurkan gas air mata dan peluru karet sebelum menyerang kembali dengan peluru tajam, tambahnya.

Seorang dokter yang merawat pasien di rumah sakit setempat memastikan jumlah orang yang berada dalam kondisi kritis.

"Satu orang dipukul di pahanya dan dia sekarang sedang dioperasi. Satu lagi tertembak di perut dan dia membutuhkan transfusi darah...Satu lagi tertembak di dada," katanya kepada AFP.

Baca juga: Junta Tembak Mati Demonstran Myanmar meski Berdemo Secara Damai

Tidak ada ampun

Pertumpahan darah terjadi pada hari yang sama dengan pemakaman yang diadakan di ibu kota komersial Yangon untuk seorang pelajar berusia 23 tahun yang meninggal pada Minggu (28/2/2021).

Para pelayat menyanyikan lagu revolusioner saat peti mati yang membawa Nyi Nyi Aung Htet Naing bergerak melintasi lautan ribuan orang ke sebuah altar.

Beberapa memanjat pohon untuk melihat sekilas prosesi kematian tersebut.

"Tidak ada ampun, hanya pengganggu, mayat ada di sana-sini," kata para pelayat yang bernyanyi serempak sambil memberikan hormat tiga jari.

Baca juga: Pertama Kalinya, Aung San Suu Kyi Muncul sejak Kudeta Myanmar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com